
Penelitian tentang Kebiasaan Berjalan Kaki di Dunia
Berjalan kaki adalah aktivitas yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Namun, tidak semua negara memiliki kebiasaan ini. Sebuah studi internasional yang dilakukan oleh para peneliti di jurnal Nature mengamati data dari berbagai aplikasi kesehatan pada smartphone seperti Apple Health atau Google Fit. Studi ini menganalisis lebih dari 717.000 orang dari 111 negara.
Menurut laporan terkini, penyebab utama rendahnya kebiasaan berjalan kaki di beberapa negara adalah infrastruktur jalan kaki yang kurang memadai, ketergantungan pada kendaraan pribadi, serta kondisi cuaca ekstrem. Meskipun data ini mungkin tidak mencerminkan seluruh populasi, tren ini tetap menjadi gambaran penting tentang pola hidup masyarakat modern.
Secara global, rata-rata jumlah langkah per hari menurut Statista.com adalah sekitar 4.961 langkah. Namun, banyak negara jauh di bawah angka ini. Berikut adalah daftar 10 negara yang memiliki kebiasaan berjalan kaki yang rendah:
1. Indonesia (3.513 Langkah per Hari)
Indonesia menduduki posisi pertama dengan rata-rata 3.513 langkah per hari. Data ini mencerminkan kebiasaan masyarakat yang cenderung bergantung pada kendaraan bermotor, bahkan untuk jarak pendek. Infrastruktur pedestrian yang kurang memadai serta iklim panas dan lembap juga turut memperburuk kebiasaan jalan kaki.
2. Arab Saudi (3.807 Langkah per Hari)
Arab Saudi berada di posisi kedua dengan rata-rata 3.807 langkah per hari. Suhu ekstrem yang bisa mencapai lebih dari 45°C dan kota-kota besar yang dirancang lebih ramah mobil membuat warganya jarang berjalan kaki.
3. Malaysia (3.963 Langkah per Hari)
Malaysia memiliki rata-rata 3.963 langkah per hari. Faktor penyebabnya hampir sama dengan Indonesia, yaitu penggunaan kendaraan bermotor yang tinggi dan kurangnya jalur pedestrian yang nyaman di kota-kota besar.
4. Afrika Selatan (4.105 Langkah per Hari)
Afrika Selatan berada di posisi keempat dengan rata-rata 4.105 langkah per hari. Meski memiliki alam indah dan budaya olahraga yang kuat, aktivitas berjalan kaki sehari-hari tetap rendah karena jarak antar fasilitas yang jauh dan masalah keamanan di beberapa kota.
5. Mesir (4.191 Langkah per Hari)
Mesir mencatat rata-rata 4.191 langkah per hari. Cuaca gurun yang panas membuat orang lebih memilih kendaraan bermotor. Meskipun kota tua seperti Kairo punya jalan sempit dan pasar tradisional, kota modernnya justru didominasi kendaraan.
6. Uni Emirat Arab (4.516 Langkah per Hari)
UAE, termasuk Dubai dan Abu Dhabi, rata-rata hanya 4.516 langkah per hari. Desain kota yang berbasis mobil dan cuaca panas ekstrem menjadi penghambat aktivitas jalan kaki. Masyarakatnya lebih sering menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum modern.
7. Portugal (4.286 Langkah per Hari)
Portugal merupakan satu-satunya negara Eropa di daftar ini. Rata-rata langkah hariannya sekitar 4.286 langkah per hari. Meskipun kota-kotanya seperti Lisbon dikenal ramah wisatawan pejalan kaki, kebiasaan penduduk lokal berbeda. Banyak orang Portugis tinggal di area suburban sehingga mengandalkan kendaraan.
8. Amerika Serikat (4.774 Langkah per Hari)
Amerika Serikat mencatat 4.774 langkah per hari, di bawah rata-rata global. Budaya mobil yang dominan dan suburbanisasi membuat banyak orang enggan berjalan. Ketimpangan aktivitas antara warga yang sangat aktif dan sangat tidak aktif turut memengaruhi masalah obesitas di negara ini.
9. Brasil (4.057 Langkah per Hari)
Brasil rata-rata 4.057 langkah per hari. Meskipun dikenal aktif dengan olahraga seperti sepak bola, masyarakat urban Brasil jarang berjalan dalam kegiatan sehari-hari. Faktor keamanan di kota besar seperti Rio de Janeiro juga menjadi alasan masyarakat menghindari berjalan kaki.
10. India (4.297 Langkah per Hari)
India ada di posisi kesepuluh dengan rata-rata 4.297 langkah per hari. Meski banyak warganya tinggal di pedesaan dan bekerja di sektor agrikultur, data menunjukkan kebiasaan berjalan rendah di kalangan penduduk perkotaan yang menjadi sampel utama penelitian.
Dari hasil penelitian ini, terlihat bahwa kebiasaan berjalan kaki sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti infrastruktur, cuaca, dan kebiasaan masyarakat. Dengan pemahaman ini, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk meningkatkan partisipasi dalam aktivitas fisik sehari-hari.