
Negara yang Tidak Merayakan Hari Kemerdekaan
Hari Kemerdekaan sering dianggap sebagai momen penting dalam sejarah suatu negara, menjadi simbol perjuangan dan kebebasan dari penjajahan. Namun, tidak semua negara memiliki tradisi merayakan hari khusus ini. Ada beberapa negara yang tidak memperingati Hari Kemerdekaan, meskipun mereka tetap memiliki identitas nasional yang kuat. Fenomena ini menunjukkan bahwa cara sebuah bangsa membangun jati diri bisa sangat beragam.
Berikut adalah beberapa negara yang tidak merayakan Hari Kemerdekaan:
1. Nepal
Nepal adalah satu-satunya negara di Asia yang tidak pernah mengalami penjajahan. Letak geografisnya yang terletak antara India dan Tiongkok menjadikannya sebagai negara yang relatif aman dari pengaruh asing. Meski tidak memiliki Hari Kemerdekaan, rakyat Nepal tetap merayakan budaya dan tradisi mereka melalui perayaan seperti Dashain dan Tihar. Perayaan ini menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, mencerminkan kekayaan budaya dan semangat nasionalisme.
2. Thailand
Thailand juga tidak pernah dijajah oleh pihak asing. Alih-alih merayakan Hari Kemerdekaan, negara ini memperingati Hari Nasional pada 5 Desember, bertepatan dengan hari kelahiran Raja Bhumibol Adulyadej. Hari ini bukan hanya momen kebanggaan nasional, tetapi juga wujud penghormatan kepada monarki. Tradisi ini menunjukkan peran penting monarki dalam memperkuat persatuan bangsa.
3. Tiongkok
Meskipun Tiongkok pernah menghadapi tekanan dari kekuatan asing, negara ini tidak pernah sepenuhnya dijajah. Rakyat Tiongkok merayakan Hari Nasional pada 1 Oktober, tanggal yang menandai berdirinya Republik Rakyat China pada tahun 1949. Perayaan ini biasanya diisi dengan parade militer besar, pesta kembang api, dan acara budaya di seluruh wilayah.
4. Kanada
Kanada tidak memiliki Hari Kemerdekaan, tetapi merayakan Canada Day pada 1 Juli. Tanggal ini dipilih untuk memperingati pembentukan Dominion Kanada pada tahun 1867. Perayaan Canada Day biasanya diisi dengan festival musik, pesta kembang api, dan parade di berbagai kota besar. Meskipun tidak disebut sebagai Hari Kemerdekaan, momen ini tetap menjadi simbol kebanggaan nasional.
5. Denmark
Denmark juga tidak memiliki Hari Kemerdekaan. Sebagai gantinya, mereka merayakan Hari Konstitusi pada 5 Juni, yang menandai penandatanganan konstitusi pertama negara tersebut pada tahun 1849. Perayaan ini mencerminkan nilai demokrasi dan hukum yang sangat dijunjung tinggi oleh rakyat Denmark.
Negara yang Merayakan Hari Kemerdekaan dengan Semarak
Sebaliknya, banyak negara lain merayakan Hari Kemerdekaan dengan penuh semangat. Setiap negara memiliki cara sendiri dalam memperingati hari lepas dari penjajahan:
- Indonesia merayakan 17 Agustus dengan upacara bendera, lomba seperti panjat pinang, dan festival budaya.
- Australia merayakan Australia Day pada 26 Januari dengan parade, pesta kembang api, dan konser musik.
- Ghana merayakan 6 Maret dengan parade militer dan festival kembang api.
- Ukraina merayakan 24 Agustus dengan parade militer dan festival budaya.
- Perancis merayakan 14 Juli sebagai Hari Bastille dengan parade militer dan pesta rakyat.
- Peru merayakan 28–29 Juli dengan tarian tradisional dan pesta kuliner.
- Meksiko merayakan 16 September dengan pesta kembang api dan konser.
- India merayakan 15 Agustus dengan upacara di Red Fort dan libur nasional.
Refleksi tentang Identitas Nasional
Fenomena adanya negara yang tidak memiliki Hari Kemerdekaan menunjukkan bahwa identitas nasional bisa dibentuk melalui berbagai cara. Tidak semua bangsa memerlukan perjuangan melawan penjajahan untuk memiliki rasa kebangsaan. Beberapa negara membangun identitas melalui kesepakatan konstitusional atau penghormatan terhadap monarki. Bagi negara yang merayakan Hari Kemerdekaan, momen ini menjadi kesempatan untuk memperkuat persatuan dan kebanggaan nasional.
Perbedaan tradisi ini justru memperkaya kita dalam memahami sejarah dunia. Setiap bangsa memiliki jalannya sendiri dalam membangun jati diri dan merayakan kebersamaan sebagai sebuah negara.