Ada IP-CEPA, Menteri Perdagangan Targetkan Perdagangan RI-Peru Capai Rp15,65 Triliun

Featured Image

Perdagangan Indonesia-Peru Diharapkan Meningkat Dua Kali Lipat

Kementerian Perdagangan (Kemendag) memiliki target yang cukup ambisius terkait perdagangan antara Indonesia dan Peru. Dalam jangka pertama setelah implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Peru (IP-CEPA), perdagangan kedua negara diharapkan mencapai angka US$960 juta atau sekitar Rp15,65 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.309 per dolar AS). Angka ini merupakan dua kali lipat dari total perdagangan pada 2024 yang mencapai US$480 juta.

Menteri Perdagangan Budi Santoso menjelaskan bahwa dalam tahun 2024, nilai ekspor Indonesia ke Peru mencapai US$331,2 juta, sementara impor dari Peru sebesar US$149,6 juta. Dari angka tersebut, neraca perdagangan Indonesia dengan Peru mencatatkan surplus sebesar US$181 juta. Dengan adanya IP-CEPA, pemerintah berharap kerja sama ekonomi antara kedua negara semakin kuat dan saling menguntungkan.

Peluang Ekspor Besar untuk Sektor Tekstil dan Alas Kaki

Salah satu sektor yang dianggap memiliki peluang besar adalah tekstil dan alas kaki. Menurut Budi Santoso, akses pasar untuk produk tekstil dan alas kaki Indonesia ke Peru akan semakin mudah. Hal ini bisa menjadi langkah strategis untuk memperluas pangsa pasar ekspor Indonesia di luar negeri.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono menambahkan bahwa beberapa komoditas utama Indonesia akan mendapatkan penghapusan atau penurunan tarif bea masuk ke Peru. Sebanyak 10 komoditas utama telah dipastikan mendapat kemudahan akses pasar, termasuk:

  • Mobil penumpang dan kendaraan bermotor lainnya (selain pos 87.02)
  • Alas kaki (HS 6404, HS 6403, HS 6402)
  • Crude palm oil (CPO) dan fraksinya
  • Lemari pendingin dan peralatan pendingin lainnya
  • Margarin
  • Cengkeh
  • Mesin cetak dan kelompoknya

Pengenaan bea masuk 0% untuk komoditas-komoditas ini akan mulai berlaku sesuai jadwal kesepakatan. Beberapa komoditas akan diberlakukan sejak hari pertama, sementara yang lainnya akan diimplementasikan pada tahun ke-2 atau ke-3.

Data Ekspor dan Impor Indonesia ke Peru

Berdasarkan data Kemendag, lima komoditas utama ekspor Indonesia ke Peru pada 2024 antara lain:

  • Mobil dan kendaraan bermotor lainnya senilai US$120,8 juta
  • Alas kaki/sol karet bagian atas tekstil senilai US$21,8 juta
  • Minyak sawit dan pecahannya senilai US$21,4 juta
  • Lemari es dan pompa panas non-AC senilai US$16,5 juta
  • Alas kaki bagian atas kulit senilai US$14,9 juta

Sementara itu, lima komoditas utama impor dari Peru ke Indonesia pada 2024 adalah:

  • Biji kakao senilai US$87,6 juta
  • Batu bara/bahan bakar padat senilai US$15,6 juta
  • Pupuk mineral dan fosfat senilai US$14,1 juta
  • Anggur segar atau kering senilai US$11,5 juta
  • Seng yang tidak ditempa senilai US$5 juta

Djatmiko menjelaskan bahwa biji kakao menjadi komoditas impor terbesar karena kebutuhan industri pengolahan kakao di Indonesia yang meningkat. Saat ini, pasokan dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan industri, sehingga perlu dilakukan impor dari Peru.

Dengan adanya IP-CEPA, diharapkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Peru dapat berkembang lebih pesat lagi, baik dalam hal ekspor maupun impor. Ini juga menjadi peluang besar bagi pelaku usaha di Indonesia untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing di tingkat internasional.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال

Bot Trading Spot Binance dan Bitget

Bot perdagangan crypto menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat membantu Anda dalam melakukan perdagangan crypto di Market Spot (Bukan Future) secara otomatis dengan mudah dan efisien serta anti loss. Sistem Aiotrade terintegrasi dengan Exchange terbesar di dunia (Binance dan Bitget) melalui Manajemen API.