
Kemerdekaan Ekonomi yang Diraih Mustahik Melalui Program BMD
Program BAZNAS Microfinance Desa (BMD) kembali menunjukkan dampak positifnya dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Salah satu contohnya adalah Neneng, seorang mustahik yang sukses mengembangkan usaha pastry hingga mencapai omzet Rp30 juta per bulan. Dari bantuan yang diberikan oleh BAZNAS, ia kini memiliki usaha yang stabil dan berkontribusi pada perekonomian keluarganya serta lingkungan sekitarnya.
Saidah Sakwan, pimpinan BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, menyampaikan apresiasi terhadap keberhasilan para mustahik. Ia menjelaskan bahwa keberhasilan ini menjadi bukti bahwa zakat yang dikelola dengan baik dapat memberikan kemandirian bagi penerima manfaat. "Di bulan Kemerdekaan Republik Indonesia ini, bagi BAZNAS, kemerdekaan sejati mustahik adalah salah satu tujuan utama kami. Mereka bisa bangkit dari keterbatasan, berdiri di atas kakinya sendiri, mampu menghidupi keluarganya dengan layak, bahkan mampu memberi manfaat kepada orang lain," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kemandirian ekonomi tidak hanya membawa perubahan finansial, tetapi juga meningkatkan martabat seseorang. "Inilah wujud zakat yang mensejahterakan. Dari zakat yang ditunaikan muzaki, lahirlah kemandirian baru bagi mustahik. Mereka merdeka, bukan hanya secara ekonomi, tetapi juga secara martabat," katanya.
Perjalanan Neneng dari Keterbatasan Menuju Kesuksesan
Neneng, penerima manfaat program BMD di Matraman Jakarta, mengungkapkan rasa syukur atas dukungan yang diterimanya. Usaha pastry miliknya, Dapoer Keitha, dimulai pada tahun 2024 berawal dari partisipasinya dalam program Iftar Ramadan BAZNAS. Saat itu, ia sedang kesulitan untuk membangun usaha karena tidak memiliki modal, sementara harus membiayai tiga anak yang masih sekolah.
"Alhamdulillah, Allah mempertemukan saya dengan BAZNAS. Dari modal yang diberikan BAZNAS, usaha ini perlahan terus berkembang," kata Neneng.
Kini, usaha Dapoer Keitha mampu memproduksi antara 100 hingga 150 potong per hari. Omzet harian yang diperoleh mencapai Rp750 ribu hingga Rp1 juta. Produk yang dipasarkan meliputi cromboloni, croffle, croissant, brownies, hingga soft cake dengan berbagai topping.
Perkembangan Usaha yang Terus Bertumbuh
Dari awalnya hanya memiliki etalase kotak kecil dan satu oven, kini Neneng telah mampu membeli beberapa peralatan tambahan untuk memperluas produksi. Ia juga aktif dalam pemasaran melalui media sosial dengan berbagai promo agar bisa menjangkau konsumen lebih luas.
"Ada satu mimpi besar yang ingin saya capai, yaitu memiliki mini kafe. Dari mini kafe itu insya Allah bisa berkembang menjadi kafe yang lebih besar, tempat di mana orang bisa menikmati pastry buatan Dapoer Keitha dengan minuman dan makanan lainnya," ujarnya.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Neneng juga menyampaikan terima kasih kepada para muzaki yang telah menyalurkan zakatnya melalui BAZNAS. Ia berharap usahanya dapat terus berkembang dan membuka cabang di berbagai wilayah. "Semoga BAZNAS bisa terus memberi manfaat, mendampingi, dan membantu masyarakat yang membutuhkan," ucapnya.
BAZNAS akan terus memperluas cakupan program BMD agar semakin banyak masyarakat merasakan manfaat. Keberhasilan seperti Neneng menjadi inspirasi bagi mustahik lain untuk meraih kemandirian dan melahirkan ruang kemerdekaan. Dengan pendekatan yang tepat dan komitmen yang kuat, zakat tidak hanya menjadi bentuk ibadah, tetapi juga alat perubahan yang nyata.