
Oleh Isaac DWIMOH-OPOKU
Sekitar tiga minggu yang lalu, Ghana kehilangan salah satu musisi highlife terkenalnya, Charles Kwadwo Fosu, yang dikenal oleh jutaan orang sebagai Daddy Lumba.
Ucapan penghormatan terus mengalir, dan lagu-lagunya mendominasi siaran radio saat para penggemarnya merenungkan karier luar biasanya dan dampak budayanya. Di antara katalog yang luas, satu lagu menonjol karena pelajaran hidup dan kepemimpinan yang mendalam:Saya Tidak Bisa Menari(ketika sudah waktunya).
Lagu ini merupakan pengingat yang tulus bahwa sekalipun kita memiliki pengaruh atau posisi tertentu saat ini, suatu hari nanti kepemimpinan kita harus berpindah kepada orang lain. Meskipun kata-kata Lumba sangat pribadi, mereka membawa pelajaran yang abadi bagi para pengusaha, pemilik bisnis keluarga, dan pemimpin perusahaan tentang pentingnya perencanaan suksesi.
Pelajaran 1: Terima bahwa "waktunya akan tiba"
DiSaya Tidak Bisa Berbohong, Lumba mengakui tak terhindarkannya perubahan dan kematian. Bagi pemimpin bisnis, paralelnya jelas: pergantian kepemimpinan bukanlah soaljika, tetapikapanPensiun, penyakit, gangguan pasar atau peristiwa tak terduga dapat memaksa perubahan mendadak. Menyangkal realitas ini menunda persiapan dan membuat organisasi rentan.
Pelajaran 2: Persiapkan generasi berikutnya sedini mungkin
Lumba berjanji dalam lagu itu untuk melakukan segala yang mungkin agar "anak-anaknya" tidak menderita. Ini mencerminkan tanggung jawab para pemimpin dalam membentuk pewaris yang kompeten. Suksesi yang efektif bukanlah tentang serah terima di akhir, tetapi tentang tahun-tahun pembimbingan, delegasi yang terstruktur, dan secara bertahap mempersiapkan generasi kepemimpinan berikutnya.
Pelajaran 3: Wariskan nilai, bukan hanya keterampilan
Warisan yang sejati bukan hanya tentang mewariskan aset atau jabatan. Lirik Lumba mencerminkan keinginan seorang ayah untuk meninggalkan cinta, prinsip, dan fondasi perlindungan. Dalam bisnis, suksesnya pergantian kepemimpinan berarti memastikan nilai inti, etika, dan visi organisasi secara jelas tertanam pada generasi pemimpin berikutnya.
Pelajaran 4: Bangun struktur yang akan bertahan lebih lama darimu
Dalam salah satu metafora yang paling mengesankan dari lagu ini, Lumba menyanyi:
Kami meminta kamu untuk menghentikan perbuatan burukmu. Karena kamu telah menyakiti hati kami, dan sekarang kamu melihatnya, bahwa kamu telah melakukan hal yang salah, maka berhentilah, dan jangan lakukan lagi.
Terjemahan:Ayah berkata bahwa pisang tahu bahwa suatu hari nanti akan dipotong. Jadi, pada masa muda mereka, pisang menghasilkan anak-anak di sisinya untuk memastikan akarnya tidak mati dan namanya tidak hilang.
Bagi para pemimpin, ini adalah ilustrasi yang kuat tentang suksesi proaktif. Anda harus menumbuhkan "cabang-cabang" — orang-orang dan sistem — selama Anda masih aktif, sehingga ketika musim Anda berakhir, akar organisasi tetap kuat dan warisan Anda utuh. Ini berarti melakukan investasi dalam jalur kepemimpinan, merumuskan proses operasional, serta membangun struktur tata kelola yang dapat bertahan tanpa Anda.
Pelajaran 5: Berpikir di luar keluarga inti
Sementara kekhawatiran Lumba dalam lagu tersebut adalah untuk anak-anaknya secara biologis, para pemimpin harus mengingat keluarganya yang lebih luas — karyawan, pelanggan, investor, dan masyarakat. Rencana suksesi harus memastikan kepercayaan dan kelanjutan semua pemangku kepentingan, bukan hanya sekutu dekat atau kerabat.
Mengapa ini penting sekarang
Penelitian oleh PwC menunjukkan bahwa secara global, hanya sekitar 30 persen bisnis keluarga yang bertahan sampai generasi kedua, dan hanya 12 hingga 15 persen yang berhasil mencapai generasi ketiga. Di Ghana, kita telah melihat bisnis-bisnis yang dulu mendominasi menghilang karena perubahan kepemimpinan terjadi terlalu cepat, diperebutkan, atau direncanakan dengan buruk. Sebaliknya, transisi yang dijalankan dengan baik, didukung oleh visi yang jelas dan struktur yang kuat, membuat organisasi tetap berkembang jauh setelah pendirinya mundur.
Catatan terakhir
DiSaya Tidak Bisa Berbohong, Daddy Lumba meminta kita untuk merenungkan transisi tak terhindarkan dalam kehidupan. Bagi para pengusaha dan pemimpin perusahaan, pesannya sangat mendesak: perencanaan suksesi bukanlah sesuatu yang dianggap remeh — itu adalah keharusan strategis. Ukuran sejati kepemimpinan bukan hanya dalam membangun sebuah perusahaan yang berkembang saat ini, tetapi juga dalam memastikan bahwa perusahaan tersebut tetap berkembang dari generasi ke generasi. Dalam menghormati warisan Lumba, marilah kita juga berkomitmen untuk meninggalkan organisasi kita dan karya hidup kita siap menghadapi "saatnya tiba."
>>>penulis adalah ahli berpengalaman dalam investasi dan penilaian properti. Ia adalah Pendiri dan Direktur Eksekutif dari Orient Property Consulting Limited. Perusahaan ini menyediakan layanan dalam penilaian properti, konsultasi investasi, agen properti, manajemen properti, dan konsultasi transaksi. Ia antusias terhadap wirausaha dan pertumbuhan bisnis Afrika yang tangguh, dan berkomitmen untuk membimbing generasi berikutnya para profesional properti.
Disediakan oleh SyndiGate Media Inc. (Syndigate.info).