Aksi Guru yang Menghebohkan dan Kecaman dari Masyarakat
Sebuah kejadian yang mengejutkan terjadi di sebuah sekolah dasar (SD) di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Seorang guru perempuan viral di media sosial setelah tindakannya yang tidak biasa saat menjalani upacara bendera. Kejadian ini menimbulkan reaksi keras dari masyarakat dan warganet.
Peristiwa tersebut terjadi di SDN 9 Kedondong, saat pelaksanaan upacara bendera berlangsung. Dalam rekaman video yang beredar, seorang guru perempuan dalam seragam ASN tampak emosional. Ia tiba-tiba mendekati barisan siswa dan diduga hendak mencekik salah satu murid. Tindakan ini langsung memicu kekacauan di lapangan sekolah.
Selain itu, guru tersebut juga melontarkan kata-kata kasar dengan nada tinggi di hadapan siswa dan guru lainnya. Ucapan yang ia lontarkan mencerminkan rasa marah yang sangat besar. Ia menyampaikan ancaman bahwa jika tidak ada guru yang hadir pada hari Senin, maka akan ada konsekuensi. Bahkan, ia mengarahkan guru lain untuk melaporkannya kepada bupati.
Ketegangan semakin memuncak ketika guru tersebut memerintahkan upacara bubar. Banyak siswa merasa takut dan beberapa bahkan menangis. Mereka berlari masuk ke dalam kelas karena ketakutan. Seorang guru lain yang mencoba menenangkan situasi justru ikut dimarahi oleh guru yang sedang emosi.
Tanggapan dari Pihak Sekolah dan Instansi Terkait
Insiden ini memicu respons yang sangat keras dari masyarakat. Banyak orang menilai tindakan yang dilakukan oleh oknum guru tidak pantas, terlebih karena dilakukan di depan anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku seorang guru harus tetap profesional dan tidak boleh menimbulkan rasa takut pada para siswa.
Akibat dari insiden ini, oknum guru yang terlibat, yaitu H, akhirnya dinonaktifkan sementara. Ia dilaporkan ke pihak kepolisian karena dugaan intimidasi dan pencekikan terhadap murid. Selain itu, Disdikbud memberikan surat resmi yang menyatakan bahwa H tidak boleh melaksanakan tugasnya sebagai guru mulai tanggal 1 Agustus 2025.
“Kami telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Surat nonaktif juga sudah kami keluarkan karena perilaku yang bersangkutan tidak mencerminkan seorang guru,” ujar Anca, pejabat terkait.
Pihak sekolah juga diminta untuk memberikan pendampingan psikologis kepada para murid yang menjadi korban. Tujuannya adalah agar mereka merasa aman dan nyaman kembali di lingkungan sekolah. Komitmen ini bertujuan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.
Reaksi Warganet dan Penilaian Publik
Video yang merekam kejadian ini viral di media sosial. Banyak warganet mengecam tindakan guru tersebut. Beberapa dari mereka bahkan meminta agar oknum guru tersebut menjalani tes kejiwaan karena dinilai stres atau mengalami gangguan mental.
Beberapa komentar menunjukkan bahwa aksi guru tersebut merupakan bentuk arogansi yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang tenaga pendidik. Mereka menilai bahwa guru memiliki tanggung jawab untuk menjadi contoh yang baik bagi siswanya, bukan malah menimbulkan ketakutan.
Dalam video tersebut, terlihat betapa tegangnya suasana saat guru H melakukan ancaman. Ia bahkan menantang guru lain untuk melaporkannya ke bupati. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya mengancam murid, tetapi juga menantang otoritas yang lebih tinggi.
Sementara itu, guru lain yang ada di lokasi tampak syok dan tidak bisa berkata banyak. Mereka hanya bisa menyaksikan kejadian ini tanpa bisa mengambil tindakan yang lebih tegas.
Kesimpulan
Kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pihak terkait, terutama para guru dan pengelola sekolah. Pentingnya menjaga sikap dan perilaku di lingkungan pendidikan tidak boleh diabaikan. Setiap tindakan yang dilakukan oleh guru harus sesuai dengan norma dan etika yang berlaku.
Selain itu, perlunya penanganan yang cepat dan tepat dari pihak sekolah dan instansi terkait sangat penting untuk mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan siswa dan guru. Dengan demikian, lingkungan sekolah dapat tetap aman dan nyaman bagi semua pihak.