
Program Beras SPHP di Tolitoli Menuai Kritik
Program beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang seharusnya menjadi solusi bagi masyarakat, kini justru menjadi sorotan. Banyak warga mengeluhkan bahwa harga beras SPHP di beberapa wilayah Kabupaten Tolitoli terlalu tinggi dibandingkan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah.
Direktur LSM Bumi Bakti, Ahmad Pombang, menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan adanya dugaan manipulasi harga beras SPHP di salah satu desa di Kecamatan Lampasio. Menurut informasi yang diterima, harga beras tersebut mencapai Rp75 ribu per karung berukuran 5 kilogram. Angka ini jauh melampaui batas harga yang ditetapkan oleh pemerintah.
“Saya sendiri melihat langsung di lokasi tersebut. Harganya berkisar antara Rp70 ribu hingga Rp75 ribu per karung 5 kilogram. Padahal, pemerintah hanya menoleransi hingga Rp62 ribu,” ujar Ahmad kepada media pada Kamis (21/8/2025).
Ahmad menilai hal ini menunjukkan bahwa pengawasan terhadap distribusi beras SPHP masih kurang optimal. Ia menegaskan bahwa pemerintah dan Bulog harus lebih aktif dalam memantau jalannya program agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
“Jika harga beras naik setinggi itu, pasti ada yang memainkan pasar. Hal ini tidak boleh dibiarkan karena tujuan utama dari program ini adalah untuk membantu warga kecil,” tambahnya.
Operasi Pasar Murah Dilakukan
Di tengah situasi ini, Perum Bulog sedang menjalankan operasi pasar murah di beberapa titik di Tolitoli. Tujuannya adalah untuk menekan harga beras yang dinilai terlalu mahal oleh warga setempat.
Wakil Bupati Tolitoli, Moh. Besar Bantilan, yang turut serta dalam peninjauan operasi pasar, menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak akan diam menghadapi masalah ini. Ia meminta masyarakat untuk melaporkan jika menemukan oknum yang menjual beras SPHP di atas harga yang ditentukan.
“Kami terus memantau kondisi di lapangan. Jika ada yang kedapatan menjual beras SPHP terlalu mahal, segera laporkan. Jangan sampai masyarakat dirugikan,” ujar Bantilan.
Operasi pasar yang digelar oleh Pemda bersama Bulog juga dilaksanakan sebagai bagian dari peringatan Hari Lahir Kejaksaan Republik Indonesia tahun ini. Momentum ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara pemerintah dan masyarakat.
Komitmen Pemerintah
Wabup Bantilan menegaskan bahwa pemerintah memiliki komitmen kuat untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok, khususnya beras yang menjadi kebutuhan utama warga. Ia menegaskan bahwa program beras murah ini tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu yang hanya mencari keuntungan pribadi.
“Jangan sampai program yang baik ini justru dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya.
Harapan Masyarakat
Kasus dugaan kenaikan harga beras SPHP di Tolitoli ini mendapat perhatian besar dari publik. Warga berharap pengawasan lebih ketat dilakukan agar distribusi beras tepat sasaran dan masyarakat kecil benar-benar merasakan manfaat dari program tersebut.
Beberapa langkah seperti operasi pasar dan pelibatan lembaga swadaya masyarakat diharapkan dapat memberikan solusi nyata. Dengan kerja sama antara pemerintah, Bulog, dan masyarakat, diharapkan program SPHP dapat berjalan efektif dan memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat.