
Jasa Raharja Hadir di HEXIA 2025 untuk Perkuat Keselamatan Transportasi Nasional
Jasa Raharja, perusahaan BUMN yang berada di bawah pembinaan Danatara dan Kementerian Keuangan, menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan keselamatan transportasi nasional dengan hadir dalam ajang Heli Expo Asia (HEXIA) 2025. Acara ini digelar di Cengkareng Heliport, Tangerang, pada Senin (25/8/2025). Kehadiran Jasa Raharja diwakili oleh Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko, Harwan Muldidarmawan, yang menjadi panelis dalam diskusi bertema ‘Saving Minutes, Saving Lives: Urban HEMS for Highways & High-Risk Areas’.
Diskusi tersebut mengangkat isu penting tentang upaya inovasi penyelamatan korban kecelakaan lalu lintas. HEXIA sendiri merupakan pameran dan forum bisnis helikopter terbesar di Asia yang pertama kali diadakan pada tahun 2023. Tahun ini, acara ini mengangkat tema ‘Elevating the Industry: Transforming to a Sustainable Tomorrow’ dengan fokus pada keberlanjutan, inovasi, dan kolaborasi lintas industri.
Acara ini juga menghadirkan para pemimpin industri, operator, regulator, serta penyedia layanan kesehatan untuk membahas peran helikopter dalam mendukung mobilitas udara, termasuk implementasi Helicopter Emergency Medical Services (HEMS) di kawasan perkotaan padat seperti Jakarta.
Pendekatan Komprehensif dalam Penyelamatan Nyawa
Harwan Muldidarmawan menekankan bahwa isu penyelamatan nyawa dalam kecelakaan lalu lintas membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif. Ia menyebutkan bahwa faktor aksesibilitas pelayanan kesehatan terdekat menjadi hal utama yang perlu diperhatikan.
“Kami saat ini sedang memikirkan bagaimana kami dapat memberikan masukan guna mengendalikan fatalitas,” ujar Harwan. “Kami telah melakukan terobosan dalam rangka pelayanan settlement untuk perawatan di rumah sakit, termasuk kendali mutu terhadap fasilitas, alat, dan tenaga medis serta obat-obatan. Namun ternyata ada faktor lain yang memengaruhi fatalitas korban, yakni kedekatan dan ketepatan dengan fasilitas kesehatan.”
Menurutnya, korban kecelakaan lalu lintas harus bisa segera mengakses fasilitas kesehatan terdekat secara cepat. Hal ini menjadi tantangan besar, terutama karena kondisi geografis Indonesia yang sering menghambat evakuasi korban.
Kendala dalam Evakuasi Korban
Harwan menjelaskan bahwa di daerah seperti Kalimantan, korban seringkali harus menggunakan perahu atau menyeberangi sungai besar, sehingga waktu tempuh bisa mencapai 3–4 jam. Meskipun fasilitas kesehatan sudah mumpuni, ketidakpastian jarak dan waktu tempuh membuat risiko fatalitas tinggi.
Ia menegaskan bahwa peran HEMS sangat potensial dalam menekan angka fatalitas korban kecelakaan lalu lintas, terutama selama periode emas penanganan darurat (golden period). Harwan juga mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan untuk menyusun regulasi dan skema pendanaan yang memungkinkan penggunaan layanan medis udara secara berkelanjutan.
Sistem Pooling sebagai Solusi
Harwan menyoroti praktik internasional yang bisa dijadikan rujukan, yaitu sistem pooling yang digunakan untuk menanggung biaya operasional layanan medis udara. Dengan sistem ini, beban tidak hanya terletak pada pemerintah atau korban, tetapi juga pada pihak-pihak terkait seperti asuransi.
“Sistem penjaminannya itu seperti apa, memang harus ada regulasi yang mengikat. Sehingga semua pihak terkait, baik itu penjaminan sosial maupun asuransi terkait penanganan korban kecelakaan khususnya, dapat sama-sama menggotong ini semua demi kemanusiaan,” jelas Harwan.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Sistem Darurat yang Lebih Baik
Partisipasi Jasa Raharja dalam HEXIA 2025 sejalan dengan mandat perusahaan sebagai BUMN yang bertugas memberikan perlindungan dasar bagi korban kecelakaan lalu lintas dan angkutan umum. Melalui forum ini, Jasa Raharja berupaya mendorong kolaborasi lintas sektor, mulai dari operator helikopter, rumah sakit, regulator hingga perusahaan asuransi untuk memperkuat sistem penanganan darurat di Indonesia.
Dengan hadir di HEXIA 2025, Jasa Raharja menegaskan perannya tidak hanya sebagai penjamin korban kecelakaan, tetapi juga sebagai bagian penting dalam mendorong ekosistem keselamatan nasional yang lebih tangguh, adaptif, dan inovatif.