
LinkCar: Evolusi Teknologi Kendaraan Terhubung
LinkCar adalah perluasan dari program Internet of Vehicle 1.0 (IoV 1.0) yang sebelumnya fokus pada telematik dan keamanan kendaraan. Tujuannya adalah untuk memantau kondisi mesin, perilaku pengemudi, hingga diagnosa kesehatan mobil. Kini, dengan menggabungkan teknologi IoT, telematik, dan konektivitas real-time, LinkCar tidak hanya membantu pengendara memantau kendaraan tetapi juga menyediakan hiburan digital langsung di dalam mobil.
Dari Telematik ke Hiburan Digital
Sejak awal, Telkomsel melihat IoV bukan hanya tentang keamanan. Di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung, kemacetan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Titik ini kemudian diubah menjadi peluang untuk meningkatkan pengalaman berkendara.
“Dulu lebih banyak ke arah safety dan monitoring, sekarang kita naik level ke arah kenyamanan. LinkCar memungkinkan penumpang maupun pengemudi menikmati hiburan digital saat perjalanan, terutama di kota besar yang identik dengan kemacetan,” jelas Gian Wijoyo, GM Enterprise Platform, IoT and Network Infrastructure Telkomsel.
Salah satu inovasi yang dibawa oleh Telkomsel adalah model bisnis B2B2C. Produsen mobil (OEM) tetap menjadi mitra utama, tetapi pengguna akhir bisa langsung menikmati layanan tambahan, yang dapat meningkatkan kualitas berkendara.
“Kami melihat LinkCar sebagai platform yang bisa membantu produsen mobil bersama Telkomsel mencapai C-nya, yaitu B2B2C. Agar bisnis ini bisa tumbuh bersama, seiring dengan kebutuhan pelanggan pada layanan yang memberi kemudahan dan hiburan.”
Model Bisnis B2B2C dan Split Billing
Caranya, Telkomsel menghadirkan fitur split billing. Biaya telematik tetap ditanggung oleh produsen mobil, sementara biaya hiburan dibayar langsung oleh pemilik kendaraan.
“Yang pasang SIM card di mobil kan manufaktur. Tapi, sekarang pengguna akhir juga bisa membeli paket data sendiri untuk hiburan,” kata Gian. “Satu SIM card bisa dipakai ganda: untuk telematik dan untuk entertainment. Jadi praktis dan transparan.”
Masalah Sinyal dalam Ekosistem Connected Car
Salah satu pertanyaan besar dalam ekosistem connected car adalah masalah sinyal, terutama karena Indonesia memiliki berbagai wilayah dengan kondisi jaringan yang berbeda-beda.
Gian mengakui hal itu sebagai tantangan besar, tetapi Telkomsel memiliki keunggulan kuat sebagai perusahaan telekomunikasi dengan jangkauan terluas. Kapabilitas layanan Telkomsel dalam merencanakan jaringan berdasarkan mobilitas penduduk juga menjadi keunggulan. Bahkan, Telkomsel telah menggunakan AI dalam jaringan untuk memetakan kebutuhan sinyal, sehingga kualitas tetap konsisten.
“Telematik butuh monitoring real-time. Kalau sinyal hilang di titik penting, itu bisa bahaya. Jadi kami pastikan tidak ada blank spot di jalur utama kendaraan,” katanya.
Prediksi Perawatan dan Efisiensi Berkendara
“Apakah pengemudi sering ngerem mendadak? Apakah mesin perlu diservis lebih cepat? Semua itu bisa dideteksi lebih awal. Produsen jadi bisa melakukan predictive maintenance,” ungkap Gian.
Dampak dari kehadiran teknologi LinkCar diyakini akan positif bagi produsen mobil dan konsumen. Telkomsel mencatat efisiensi produktivitas pengguna bisa meningkat hingga 15–20%, karena downtime ke bengkel bisa ditekan.
Meski baru diluncurkan secara resmi, pondasi LinkCar dibangun dari pengalaman panjang Telkomsel dalam bidang telematik. “Platform kami sudah dipakai lebih dari 500 ribu unit mobil, dari Jepang, Korea, China, sampai Eropa. Jadi sebenarnya kepercayaan itu sudah ada, dan LinkCar adalah lanjutan evolusinya,” ujar Gian.
Pengujian Awal dan Kolaborasi
Untuk fase awal, LinkCar 2.0 sudah diuji coba bersama produsen mobil Jepang dan China, khususnya pada kendaraan listrik (EV) yang memiliki head unit ukuran besar dan cocok untuk menayangkan konten hiburan. Bahkan, produsen lokal juga mulai tertarik ikut berkolaborasi dalam layanan LinkCar.
Gian optimistis masa depan connected car akan semakin ditopang oleh kombinasi AI, IoT, dan 5G. LinkCar diyakini Telkomsel akan menjadi game changer bagi industri otomotif. Produsen mobil kini bisa menjual nilai tambah berupa pengalaman berkendara yang lebih lengkap, aman, nyaman, terhibur, dan produktif.
Di akhir wawancara, Gian menekankan bahwa LinkCar bukan solusi yang berdiri sendiri. Pihaknya akan terus mengembangkan layanan LinkCar dengan melakukan kolaborasi.
“Ini tentang kolaborasi. Telkomsel tidak bisa sendirian. Kami butuh produsen mobil, konten lokal, hingga ekosistem digital lain untuk bersama-sama membangun pasar connected car di Indonesia.”