
Nasib Jalan Tol Layang Bandung yang Tidak Jelas
Jalan tol layang sepanjang 14 kilometer di Kota Bandung kini tengah menghadapi ketidakjelasan nasib. Proyek ini, yang seharusnya menjadi bagian dari jaringan jalan tol dalam kota, tidak termasuk dalam rencana pembangunan perusahaan inisiator pada tahun 2025. Hal ini menunjukkan bahwa proyek tersebut belum mendapatkan kepastian untuk segera dilaksanakan.
Jalan tol layang ini berbeda dengan proyek Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) yang merupakan bagian dari proyek pemerintah pusat. Sebaliknya, proyek jalan tol ini sepenuhnya diinisiasi oleh pihak swasta. Pada awal tahun 2023, Walikota Bandung saat itu, Yana Mulyana, menyatakan harapan agar proyek ini dapat segera dimulai pada tahun yang sama. Namun hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda kemajuan signifikan dalam pelaksanaannya.
Selain itu, proyek jalan tol ini juga tidak masuk dalam fokus rencana pembangunan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Ketika itu, gubernur yang akrab disapa KDM menyatakan tekadnya untuk mewujudkan lima proyek jalan tol di Jawa Barat yang akan dimulai pada tahun 2026. Lima proyek tersebut adalah:
- Tol Getaci
- Tol Pasteur-Lembang
- Tol Puncak
- Tol Sukabumi-Cianjur-Padalarang
- Tol Dalam Kota Bandung (BIUTR)
Profil Jalan Tol Layang Bandung
Seperti BIUTR, jalan tol layang ini juga direncanakan sebagai solusi untuk mengurangi kemacetan di Kota Bandung. Nantinya, jalan tol ini akan terhubung secara tidak langsung dengan Tol Getaci melalui jaringan BIUTR dan Tol Padaleunyi.
Proyek jalan tol layang di Kota Bandung dikenal dengan nama North-South Link atau NS Link Bandung. Proyek ini merupakan inisiatif sepenuhnya dari pihak swasta, yaitu PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), yang merupakan perusahaan jalan tol milik "Raja Tol" Jusuf Hamka.
Setelah pembangunan Tol Cisumdawu, Jusuf Hamka pernah menyatakan bahwa pihaknya akan segera membangun jalan tol NS Link Bandung. Rencananya, jalan tol ini akan mulai dari pintu Tol Pasirkoja, lalu berbelok di Jalan Lingkar Selatan, kemudian lurus melewati Jalan Peta, Jalan BKR, Jalan Pelajar Pejuang, Jalan Laswi, dan berbelok ke Jalan Sukabumi untuk masuk ke Jalan Supratman hingga berakhir di Jalan Pusdai yang terintegrasi dengan jalan Tol BIUTR.
Detail Proyek NS Link Bandung
Jalan tol layang ini akan membentang sepanjang 14,3 kilometer dan seluruhnya dibangun di atas tanah dengan tiang pancang atau bentuk jalan layang. Jusuf Hamka menyatakan bahwa proyek ini diharapkan akan dimulai pada tahun 2024. Investasi yang diperlukan mencapai Rp 12 triliun.
Berikut adalah profil lengkap dari NS Link Bandung:
- Kecepatan Rencana: 60 km per jam
- Jumlah Jalur: 2
- Jumlah Ramp: 10
- Kontraktor: PT Citra Marga Lintas Jabar
- Investasi: 12 Triliun
- Trase:
- Pasirkoja – Moh. Toha: 7,60 kilometer (elevated)
- Moh. Toha – Gatot Subroto: 3,60 kilometer (elevated)
- Gatot Subroto – Pusdai: 3,10 kilometer (elevated)
- Lokasi Ramp:
- Opsi 1: Soekarno Hatta, Leuwipanjang, Moh Ramdan, Gatot Subroto, Pusdai
- Opsi 2: Soekarno Hatta, Moh Toha, Gatot Subroto, Pusdai
Tidak Ada Dalam Rencana di 2025
Dalam Public Expose CMNP pada 10 Desember 2024, Direktur Independen CMNP, Djoko Sapto, menyatakan bahwa perusahaan memiliki tiga proyek ongoing yang akan berlanjut pada tahun 2025. Ketiga proyek tersebut antara lain:
-
Proyek Harbour Road (HBR) II Elevated
Progres konstruksi proyek Jalan Tol Harbour Road II Elevated sepanjang 9,69 kilometer dan ditargetkan pada 2025 perkembangan pembangunannya akan mencapai 69,97%. -
Proyek Antasari-Depok-Salabenda
Untuk proyek seksi 3 dan 4 ruas tol Antasari - Depok - Salabenda, masih dalam tahap pembebasan lahan, yang sudah terealisasi sebesar 42,63%. Proyek ini ditargetkan akan rampung pada Tahun 2026. -
Proyek Pembangunan Rest Area di Tol Cisumdawu
Proyek ini bertujuan sebagai upaya meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan. Rest area yang tengah dibangun adalah rest area tipe A pada ruas tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu), yang akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas.