
Dominasi Matra Darat dalam Pimpinan TNI, Kritik dari Pakar Militer
Pucuk pimpinan Markas Besar (Mabes) TNI di Cilangkap kini terlihat lebih didominasi oleh matra darat. Hal ini disoroti oleh pengamat komunikasi militer Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting. Menurutnya, sejumlah posisi penting dalam struktur kepemimpinan TNI saat ini dipegang oleh perwira tinggi (pati) dari matra darat.
Beberapa posisi yang menjadi perhatian antara lain adalah Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Richard Taruli Horja Tambubolon, serta Inspektur Jenderal (Irjen) TNI Letjen Muhammad Saleh Mustafa. Keempat posisi tersebut semuanya dijabat oleh perwira dari matra darat.
Namun, dalam mutasi terbaru, posisi Irjen TNI yang sebelumnya dipegang oleh Letjen Muhammad Saleh Mustafa kini digantikan oleh Laksda Hersan. Dengan demikian, setidaknya ada satu perwakilan matra laut dalam pucuk pimpinan TNI. Meskipun begitu, proses serah terima jabatan (sertijab) untuk posisi Irjen TNI belum sepenuhnya selesai. Oleh karena itu, secara de facto, dominasi matra darat masih terasa jelas dalam struktur organisasi Mabes TNI.
Menurut Ginting, organisasi Mabes TNI seharusnya mewakili tiga matra, meski matra darat tetap memiliki peran yang lebih besar dibandingkan matra laut dan udara. Ia menilai bahwa saat ini struktur organisasi TNI tidak seimbang dan kurang sehat.
"Organisasi Mabes TNI ini 'kurang sehat'. Ini organisasi tiga matra, namun dominasi AD terlalu banyak. Panglima TNI, Wakil Panglima TNI, Kasum TNI, dan Irjen TNI. Empat posisi itu dipegang AD. Mestinya tidak demikian," ujarnya.
Ginting menyarankan agar posisi Kasum dan Irjen TNI dapat diberikan kepada pati dari matra laut dan udara. Ia juga menyebutkan bahwa beberapa jabatan seperti Asisten Operasi (Asops) dan Asisten Perencanaan Umum (Asrenum) yang kini diisi oleh pati bintang tiga juga berasal dari matra darat.
Selain itu, jabatan Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI serta Komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI juga dipegang oleh pati dari matra darat. Ginting menyayangkan bahwa struktur Mabes TNI kini sangat "hijau", tidak lagi berwarna-warni seperti sebelumnya.
Ia mengusulkan agar pimpinan lembaga pendidikan seperti Danjen Akademi TNI, Dankodiklat TNI, dan Dansesko TNI dapat dibagi antara tiga matra. Dengan demikian, struktur organisasi Mabes TNI akan lebih seimbang.
Ginting juga memberikan ilustrasi tentang representasi jabatan Mabes TNI yang ideal. Ia menyarankan adanya lima posisi untuk pati matra darat, tiga posisi untuk matra laut, dan dua posisi untuk matra udara. Jika penerapan ini dilakukan, maka organisasi Mabes TNI akan lebih sehat dan proporsional.
"Personel AD memang lebih besar daripada AL dan AU. Tapi tetap harus proporsional. Ini terlalu AD minded. Ingat, Cilangkap organisasi tiga matra. Sekarang tidak proporsional," ucap Ginting.
Selain itu, ia juga mendorong agar jabatan Pangkogabwilhan I diserahkan kepada pati TNI AL. Saat ini, jabatan tersebut dipegang oleh Letjen Kunto Arief Wibowo. Ginting menilai bahwa penempatan matra laut dalam jabatan tersebut lebih sesuai dengan ancaman di wilayah Selat Malaka maupun Laut China Selatan.