
Jembatan Soekarno, Destinasi Wisata yang Menarik Perhatian Pengunjung
Jembatan Soekarno di Manado, Sulawesi Utara, menjadi salah satu tempat yang selalu ramai dikunjungi oleh warga dan wisatawan. Pada sore hari, suasana di jembatan ini terasa begitu menarik dengan pemandangan alam yang indah. Banyak pemuda dan remaja yang sibuk mengabadikan momen dengan latar belakang matahari terbenam, laut yang tenang, serta gunung yang menjulang di kejauhan.
Selain berfungsi sebagai jalur penghubung ekonomi, jembatan ini kini telah menjadi destinasi wisata yang tidak pernah sepi dari pengunjung. Jembatan Soekarno menghubungkan Boulevard I di Kelurahan Pinaesaan, Kecamatan Wenang, dengan kawasan Boulevard II di Kelurahan Sindulang Satu, Kecamatan Tuminting, Manado. Lokasinya juga sangat vital dalam menyambungkan kawasan Pasar 45 Manado dengan wilayah Manado Utara.
Pemandangan alam yang tersaji di sekitar jembatan membuatnya menjadi daya tarik tersendiri. Saat berdiri di atas jembatan, mata pengunjung seakan dimanjakan oleh panorama dua arah. Di sebelah kiri, tampak Selat Manado yang luas dengan Gunung Manado Tua yang menjulang gagah. Sementara itu, di sebelah kanan, terlihat pelabuhan Manado dengan aktivitas kapal yang tenang, serta Gunung Klabat yang berdiri megah.
Keindahan ini semakin terasa saat sore menjelang malam, ketika warna langit berubah menjadi oranye, merah, hingga hitam yang memantul di laut. Susan, seorang warga setempat, mengatakan bahwa suasana di sini sangat indah. Ia sering menghabiskan waktu di jembatan pada senja hari, baik bersama teman atau sendirian.
Menurut Susan, meskipun Jembatan Soekarno bukan dirancang sebagai objek wisata, kenyataannya telah menjadi salah satu spot favorit bagi warga maupun wisatawan. Pemandangan sore di jembatan ini memang menjadi daya tarik utama. Cahaya matahari yang perlahan tenggelam menciptakan harmoni dengan lautan yang teduh. Perahu nelayan tampak wara-wiri, sementara kapal berlabuh di pelabuhan dengan tenang. Dari sisi lain, lampu-lampu di Pasar Bersehati mulai menyala, menambah suasana malam yang hangat dan syahdu.
Tidak heran bila setiap sore hingga malam, kawasan ini dipenuhi pengunjung. Banyak yang datang hanya untuk melepas penat, menikmati hembusan angin laut, atau sekadar berfoto dengan latar pemandangan alami yang menawan. Meski kini banyak bermunculan destinasi wisata baru di Manado, pesona Jembatan Soekarno tetap tidak pudar.
Sejarah Jembatan Soekarno
Jembatan Soekarno tidak hanya menyimpan keindahan alam, tetapi juga memiliki sejarah panjang pembangunan. Mantan Wali Kota Manado, Wempie Frederik, pernah menceritakan asal-usul penamaan jembatan tersebut. Awalnya, jembatan ini bernama “Nyiur Melambai”, gagasan dari Gubernur EE Mangindaan yang didukung Wali Kota Manado kala itu, Lucky Korah.
Namun, saat Wempie dan wakilnya Teddy Kumaat menjabat, mereka menghadapi kebutuhan mendesak membangun Jembatan Soekarno di tengah keterbatasan dana. Ide pun muncul: memberi nama Soekarno. Menurut Wempie, nama ini dipilih agar bisa menarik perhatian Presiden Megawati Soekarnoputri, mengingat kala itu sudah ada Jembatan Megawati. Benar saja, ide tersebut mendapat restu ketika disampaikan kepada almarhum Taufik Kiemas, suami Megawati. Bahkan Menteri PU langsung dipanggil untuk membahas rencana pembangunan.
Sayangnya, proyek pembangunan jembatan sempat mangkrak selama 12 tahun. Hingga akhirnya, pada 2015, Jembatan Soekarno resmi diresmikan oleh Puan Maharani yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), bersama Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Sejak saat itu, Jembatan Soekarno tak hanya berfungsi sebagai jalur penghubung ekonomi, tetapi juga ikon wisata kota Manado.
Jantung Baru Kota Manado
Kini, Jembatan Soekarno dikenal sebagai “The Heart of Manado”. Perannya vital dalam mendukung pergerakan ekonomi sekaligus mempercantik wajah kota. Tidak sedikit wisatawan yang menjadikan jembatan ini sebagai salah satu daftar wajib kunjung saat berada di Sulawesi Utara. Keindahan panorama alam, perpaduan antara gunung, laut, dan aktivitas pelabuhan, menjadikan lokasi ini sebagai titik terbaik untuk menikmati senja di Manado.
Bagi warga, Jembatan Soekarno bukan sekadar penghubung, melainkan juga ruang publik yang menghadirkan kebersamaan.
Tempat Wisata Lain di Manado yang Wajib Dikunjungi
Selain Jembatan Soekarno, Manado juga memiliki banyak destinasi wisata lain yang tidak kalah menawan. Dua di antaranya adalah:
-
Gunung Klabat: Gunung tertinggi di Sulawesi Utara ini menjulang dengan ketinggian sekitar 1.995 meter di atas permukaan laut. Gunung Klabat kerap menjadi tujuan pendakian para pecinta alam. Dari puncaknya, kamu bisa melihat panorama spektakuler, termasuk Kota Manado, Pulau Bunaken, hingga lautan lepas.
-
Pulau Manado Tua: Pulau ini berada di gugusan Taman Nasional Bunaken. Keindahan Manado Tua tidak hanya terlihat dari kejauhan saat berada di Jembatan Soekarno, tetapi juga bisa dinikmati langsung dengan berkunjung ke pulaunya. Dikenal dengan pesona bawah lautnya yang memukau, Manado Tua menjadi surga bagi para penyelam dan pecinta snorkeling.
Dengan kombinasi keindahan alam dan sejarah, Jembatan Soekarno bersama destinasi wisata lain di Manado semakin memperkuat citra Sulawesi Utara sebagai tujuan wisata favorit di Indonesia.