
Nama Pinkan Mambo Kembali Jadi Sorotan
Nama Pinkan Mambo kembali muncul dalam berbagai pemberitaan dan media sosial. Namun, kali ini bukan karena lagu atau penampilannya di panggung. Yang menjadi perhatian publik adalah keputusan yang dianggap nyentrik: menyewa rumah mewah dengan harga Rp 2,5 juta per hari. Langkah ini memicu banyak pertanyaan, apakah ini strategi bisnis, gaya hidup selebriti, atau sekadar bentuk afirmasi positif?
Rumah Mewah, Sewa Harian: Pilihan Tak Biasa
Dalam wawancara yang dilakukannya, Pinkan mengungkap bahwa rumah yang ia tempati bukan milik pribadi, melainkan disewa secara harian. Awalnya, tarif sewa mencapai Rp 4 juta per hari, namun ia berhasil mendapatkan diskon menjadi Rp 2,5 juta. Angka ini terdengar fantastis bagi sebagian orang, terlebih jika dibayarkan setiap hari. Namun, Pinkan memiliki alasan kuat di balik keputusan tersebut.
Terinspirasi Atta Halilintar: Afirmasi Positif dan Mentalitas Bisnis
Pinkan mengaku terinspirasi dari YouTuber Atta Halilintar yang pernah menyewa rumah di kawasan elite Pondok Indah hanya untuk parkiran mobil bisnisnya. Menurut Pinkan, tindakan Atta menunjukkan keberanian dan visi bisnis yang luar biasa. Ia pun menerapkan prinsip afirmasi positif, yakni meyakini bahwa tindakan berani akan mendatangkan hasil positif di masa depan.
“Saya salut banget, (Atta) menyewa rumah Pondok Indah untuk parkiran, benar-benar businessman,” ujarnya.
Donat Rp 10 Juta dan Pisang Goreng Rp 30.000: Bisnis Kuliner yang Viral
Rumah mewah yang disewa Pinkan tidak hanya sebagai tempat tinggal, tapi juga sebagai dapur produksi untuk bisnis kulinernya yang sedang viral. Ia menjual donat dengan harga fantastis, yaitu Rp 10 juta per kotak, menggunakan enam jenis cokelat dari berbagai negara. Selain itu, pisang goreng seharga Rp 30.000 per buah juga sempat menjadi perbincangan hangat.
Meski bisnisnya sedang viral, Pinkan mengaku belum menghasilkan keuntungan signifikan. Ia bahkan menyebut masih memiliki utang dan harus terus berjuang demi kelangsungan usaha. “Kita mana punya uang, itu juga masih utang soalnya donat belum untung,” ungkapnya.
Strategi atau Spekulasi? Publik Terbelah
Langkah Pinkan menyewa rumah harian dengan harga tinggi menuai beragam reaksi. Sebagian publik menilai ini sebagai strategi branding yang cerdas, membangun citra eksklusif dan menarik perhatian media. Di sisi lain, ada yang menganggapnya sebagai keputusan impulsif yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang ia akui belum stabil.
Namun Pinkan tetap teguh. Ia menyebut bahwa rumah tersebut memiliki dapur dan garasi besar yang sangat dibutuhkan untuk produksi donat. “Kolam renang enggak butuh, kita butuh garasi besar, butuh dapur yang besar untuk kita goreng donat,” jelasnya.
Perspektif Sosial: Antara Gaya Hidup dan Realitas Ekonomi
Fenomena Pinkan Mambo ini membuka diskusi menarik tentang gaya hidup selebriti, tekanan sosial, dan realitas ekonomi. Di era digital, viralitas bisa menjadi mata uang baru mendatangkan peluang bisnis, endorsement, dan perhatian publik. Namun di balik sorotan kamera, ada perjuangan nyata yang tak selalu glamor.
Pinkan sendiri tidak menutupi kesulitannya. Ia memilih sistem sewa harian karena tidak mampu membayar bulanan. “Iya. Soalnya nggak ada uangnya kalau per bulan,” katanya jujur.
Antara Mimpi dan Kenyataan
Kisah Pinkan Mambo adalah potret kompleks dari dunia hiburan dan bisnis modern. Di satu sisi, ia menunjukkan keberanian dan kreativitas dalam membangun usaha. Di sisi lain, ia mengingatkan kita bahwa viralitas tidak selalu sejalan dengan kestabilan finansial.
Apakah langkah menyewa rumah Rp 2,5 juta per hari akan membuahkan hasil jangka panjang? Hanya waktu yang bisa menjawab. Tapi satu hal pasti: Pinkan Mambo telah berhasil membuat publik bicara dan dalam dunia hiburan, itu adalah separuh kemenangan.