
Puncak Batu Barigi: Destinasi Wisata yang Menawarkan Keindahan Alam
Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, kini semakin dikenal berkat kehadiran berbagai spot wisata yang menarik perhatian pengunjung. Salah satu tempat yang kini menjadi populer adalah Puncak Batu Barigi, yang sebelumnya mungkin dianggap biasa saja, tetapi kini menjadi daya tarik utama bagi para pecinta alam dan fotografer.
Puncak Batu Barigi Eco Park merupakan nama resmi dari lokasi ini. Kata "Barigi" berasal dari kosakata Minang yang jarang digunakan saat ini. Beberapa orang mengartikan barigi sebagai bergerigi, sementara yang lain menganggapnya sebagai rintangan atau parit. Namun, masyarakat setempat lebih mengaitkan arti batu barigi dengan batu yang berdiri tegak. Hal ini sesuai dengan bentuk puncak yang mirip batu besar dalam posisi berdiri.
Meskipun makna kata batu barigi masih menjadi pertanyaan, fokus tulisan ini adalah bagaimana Puncak Batu Barigi menjadi objek healing yang sangat layak dikunjungi. Kesyahduan akan terasa ketika berada di sini, baik saat matahari terbit maupun terbenam. Pemandangan yang luas dan indah membuat pengunjung merasa lebih dekat dengan Sang Maha Pencipta.
Lokasi Puncak Batu Barigi berada di Jorong Bukik Kanduang, Nagari Sikabu-kabu Tanjuang Haro, Kecamatan Luak, Kabupaten Limapuluh Kota. Jaraknya sekitar 10-11 kilometer dari pusat kota Payakumbuh, dapat ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit dalam kondisi normal. Bahkan, sebagian area wisata termasuk dalam Kelurahan Ampangan, Kecamatan Payakumbuh Selatan, sehingga lokasi ini berada di batas kota.
Dengan ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut, Puncak Batu Barigi menawarkan panorama alam yang luar biasa. Saat pagi menjelang, pengunjung akan merasa seperti berada di negeri di atas awan karena kabut tebal yang bergulung-gulung di bawah. Pemandangan ini menciptakan sensasi yang unik, seperti permadani bidadari dan lanskap yang memesona.
Viralnya Puncak Batu Barigi di media sosial telah memicu banyak pembuat konten untuk berkunjung dan beraksi di sana. Banyak yang berjoget dengan latar belakang awan berarak, sementara yang datang hanya untuk berfoto juga tidak sedikit. Di sekitar lokasi tersedia beberapa kedai kopi sederhana yang bisa digunakan untuk melepas lelah.
Tidak ada biaya masuk untuk mengunjungi Puncak Batu Barigi. Namun, pengguna kendaraan roda empat harus membayar biaya parkir sebesar Rp 10.000. Kendaraan bisa diparkir di dekat spot utama. Panorama yang memanjakan mata membuat kawasan ini menjadi incaran baru bagi para wisatawan, baik dari Payakumbuh maupun daerah lain seperti Padang dan Pekanbaru.
Di siang hari, dari ketinggian ini pengunjung dapat menikmati pemandangan spektakuler yang mencakup bentangan sawah, indahnya gunung Sago, hingga jejeran gedung-gedung di Kota Payakumbuh. Bahkan, bagian dari Kabupaten Agam dan Tanahdatar juga dapat disaksikan dari kejauhan. Tak heran, lokasi ini bukan hanya tempat bersantai, tapi juga ruang sosial baru.
Banyak komunitas fotografi, pecinta senja, dan pegiat konten media sosial yang mulai menjadikan lokasi ini sebagai spot rutin untuk berkegiatan. Lebih syahdu lagi jika berkunjung pada senja hari hingga malam, karena bisa menyaksikan eksotiknya perubahan warna langit dari biru ke jingga. Ditambah dengan keheningan suasana malam, semilir angin sepoi-sepoi, serta udara dingin yang mulai turun, membuat pengalaman semakin istimewa.
Jangan bayangkan suasana yang sangat gelap di malam hari, karena lampu-lampu di kota Payakumbuh akan terlihat jelas. Begitu pula berbagai kedai kopi di puncak juga dihiasi lampu-lampu. Di pagi hari, sekitar pukul 06.00, pengunjung dapat menyaksikan kabut yang menyelimuti area ini, membentuk lanskap indah khas negeri di atas awan.
Suhu yang sejuk, udara segar khas pegunungan, serta panorama luas, membuat Puncak Batu Barigi layak disebut destinasi yang syahdu. Pengunjung merasa tenang, damai, khidmat, dan penuh makna.
Bagi pengunjung yang berharap fasilitas yang nyaman, perlu bersabar, karena destinasi wisata yang baru ditemukan ini masih dalam tahap perintisan. Jika akses jalan diaspal dan diperlebar serta fasilitas lainnya dilengkapi, tempat ini bisa menjadi primadona atau objek wisata unggulan di Sumatera Barat.
Meskipun fasilitasnya masih sederhana, sejak dua tahun terakhir, kawasan ini mulai ramai dikunjungi. Sejumlah warga pun mulai berjualan di lokasi, meski infrastruktur seperti aliran listrik masih terbatas. Untuk saat ini, karena akses jalan menuju lokasi masih berupa jalan tanah, musim hujan menjadi tantangan bagi pengemudi kendaraan untuk mencapai puncak.
Kondisi yang licin saat menurun ketika pulang, lebih menuntut kehati-hatian. Beberapa kali pengendara motor tergelincir dan terjatuh. Pemerintahan daerah setempat secara bertahap tengah berusaha meningkatkan kualitas jalan dan melengkapi fasilitas yang layak untuk suatu objek wisata unggulan. Diharapkan pula ada investor yang mau ikut berpartisipasi dalam melengkapi fasilitas di Batu Barigi, asal nantinya jangan terlalu dikomersialkan.