
Penjelasan Direktur RSUD Padang Pariaman Mengenai Isu Penolakan Pasien Persalinan
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Pariaman, Syafrinawati, memberikan penjelasan terkait isu yang sempat beredar di media sosial mengenai dugaan penolakan pasien persalinan. Ia menegaskan bahwa informasi yang berkembang perlu diluruskan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
Pada saat kejadian, Syafrinawati sedang dalam masa cuti karena harus mendampingi suaminya yang sedang dirawat di rumah sakit dan dalam kondisi tidak sadarkan diri. Untuk memastikan pelayanan tetap berjalan dengan baik, ia telah menyerahkan wewenang pelayanan kepada dokter jaga, yaitu dr. Rika. Selain itu, nomor kontak yang bisa dihubungi disediakan untuk mengatasi kendala yang mungkin terjadi.
Fakta Tentang Pelayanan di RSUD Padang Pariaman
Pelayanan medis di RSUD Padang Pariaman tetap berjalan sebagaimana biasanya. Pasien yang bersangkutan diperiksa oleh dokter jaga, dan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien masih dalam tahap pembukaan awal persalinan. Dokter jaga mencoba menghubungi dokter spesialis kandungan, namun tidak berhasil karena dokter tersebut sedang menjalani operasi di rumah sakit swasta.
Kondisi pasien tidak termasuk darurat. Informasi dari Klinik Sicincin maupun hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya kondisi gawat darurat. Pasien hanya dalam pembukaan satu, dan perkiraan waktu persalinan masih sekitar lima jam.
Keputusan Pasien dan Keluarga
Keputusan untuk merujuk pasien dibuat sendiri oleh keluarga. Karena tidak sabar menunggu dokter spesialis, mereka memilih untuk dirujuk ke RS Padang Panjang yang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka di Kayu Tanam. Permintaan ini dikabulkan oleh dokter jaga.
Dokter spesialis kandungan kemudian menjelaskan bahwa ia tidak dapat mengangkat telepon karena sedang berada di ruang operasi di rumah sakit swasta. “Pada prinsipnya pasien tetap dilayani oleh dokter jaga. Namun atas permintaan keluarga pasien sendiri, mereka minta dirujuk ke Padang Panjang, dan itu disetujui oleh dokter jaga,” tegas Syafrinawati.
Komitmen RSUD Padang Pariaman Terhadap Pelayanan
Syafrinawati menekankan bahwa RSUD Padang Pariaman berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Dalam hal ini, ia juga mengelola Klinik Amanah yang turut mendukung program Universal Health Coverage (UHC). Melalui klinik ini, sekitar 500 jiwa masyarakat kurang mampu dibantu. Dana sekitar Rp5 juta per bulan dialokasikan untuk membiayai pelayanan tersebut.
“Jika berbicara tentang pelayanan, kami justru berkomitmen untuk membantu masyarakat. Mustahil bagi kami menolak pasien tanpa alasan medis, apalagi jika dalam kondisi gawat darurat,” ujarnya.
Harapan dan Kesimpulan
Syafrinawati berharap klarifikasi ini dapat meluruskan kesalahpahaman yang beredar. Ia juga berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali. “Mari bersama-sama menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Padang Pariaman,” tutupnya.