
Keunikan dan Kegiatan yang Menarik di Sanghyang Kenit
Sanghyang Kenit, yang sering disebut sebagai Sungai Citarum Purba, memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Berbeda dengan Danau Purba yang dikenal sebagai tempat wisata alam, Sanghyang Kenit menawarkan lebih banyak aktivitas. Selain bisa menikmati keindahan sungai, pengunjung juga bisa melakukan aktivitas seperti susur gua, rafting, tubing, camping, hingga rappelling.
Ketika berkunjung ke Sanghyang Kenit, para pengunjung biasanya betah berlama-lama karena suasana alam yang sangat menarik. Bahkan, sungai ini sering dibanding-bandingkan dengan Sungai Aare di Swiss. Kehadirannya menjadi viral bersamaan dengan kematian Emmeril Kahn Mumtadz (Eril), putra sulung Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Eril dinyatakan hilang saat berenang di Sungai Aare, dan jasadnya ditemukan beberapa hari kemudian. Hal ini membuat masyarakat lebih mengenal Sungai Sanghyang Kenit sebagai salah satu destinasi air yang menarik.
Namun, pengunjung harus berhati-hati saat berenang di Sungai Sanghyang Kenit. Pada waktu tertentu, aliran air bisa sangat deras, terutama saat pintu air Waduk Saguling dibuka. Oleh karena itu, pengelola memberlakukan larangan untuk berenang pada saat aliran air sedang deras.
Selain berenang, ada banyak aktivitas lain yang bisa dilakukan di Sanghyang Kenit. Salah satunya adalah aktivitas susur gua. Pengunjung harus membawa senter atau lampu penerangan. Di sana juga tersedia layanan penyewaan senter dan helm untuk keamanan selama menjelajahi gua. Ada beberapa rute yang bisa dipilih, mulai dari rute pendek hingga rute panjang. Rute pendek memiliki jalur mirip huruf U, masuk dari sisi kiri dan keluar dari sisi kanan. Sementara rute panjang memungkinkan pengunjung masuk ke wilayah Sanghyang Tikoro dan Sanghyang Poek.
Di dalam gua, pengunjung bisa menemukan stalaktit dan stalagmit yang indah. Bentuk batuan tersebut menambah keunikan dan pesona gua purba yang ada di sana. Aktivitas ini sangat diminati oleh para penggemar petualangan dan fotografi.
Beberapa anggota Komunitas Backpacker Bandung Raya (Barraya) melakukan kunjungan ke Sanghyang Kenit pada Minggu 17 Agustus 2025. Mereka merasa puas dengan pengalaman yang mereka dapatkan. Suasana alam yang indah, bebatuan unik, dan pemandangan yang spektakuler menjadi alasan utama mereka ingin kembali ke tempat ini.
Ketua Barraya, Hendra Bintang, menyampaikan bahwa benar adanya jika beberapa orang menyebut Sungai Sanghyang Kenit mirip dengan Sungai Aare di Swiss. Terutama ketika aliran air sedang deras, suasana sungai ini sangat mirip. Namun, yang membedakan adalah adanya bebatuan purba besar yang menjadi latar belakang foto.
Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati suasana gua yang unik. Beberapa anggota komunitas mengaku tidak menyesal menghabiskan waktu di sini. Mereka mengambil banyak foto dan merasa puas dengan pengalaman yang mereka dapatkan.
Biaya masuk ke Sanghyang Kenit cukup terjangkau, hanya sekitar Rp8 ribu per orang. Di sekitar lokasi juga tersedia banyak pedagang yang menjual makanan dan minuman. Hal ini membuat pengunjung bisa menikmati waktu dengan nyaman dan lengkap.
Dengan berbagai aktivitas yang menarik dan fasilitas yang memadai, Sanghyang Kenit menjadi salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi. Mulai dari bermain air hingga menjelajahi gua, semua bisa dilakukan di tempat ini. Bagi yang mencari pengalaman baru dan pemandangan alam yang indah, Sanghyang Kenit adalah pilihan yang tepat.