Wisatawan Berlimpah di Nusa Penida, PAD Justru Rendah, Ini Penjelasan Kajari

Featured Image

Kajari Klungkung Soroti Masalah Pengelolaan Pajak Wisata di Nusa Penida

Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, belum sepenuhnya berdampak pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Meskipun pariwisata menjadi salah satu sektor utama perekonomian daerah, PAD dari sektor ini masih dinilai belum optimal. Hal ini menarik perhatian Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Klungkung, I Wayan Suardi.

Menurut Suardi, potensi pariwisata Nusa Penida sangat besar, namun PAD daerah tetap minim. Ia menyampaikan pertanyaan mengenai apakah ada pihak-pihak tertentu yang memperoleh manfaat dari situasi ini. Ia menegaskan bahwa masalah pengelolaan retribusi wisata harus ditinjau ulang dan diperiksa lebih lanjut.

Salah satu isu yang sering disoroti oleh masyarakat adalah pungutan masuk kawasan wisata. Menurut Suardi, meski retribusi berjalan, infrastruktur seperti jalan tetap rusak. Ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara pendapatan dengan pembangunan. Ia menilai hal ini menyangkut kepentingan publik dan perlu dilakukan penyelidikan lebih dalam.

Selain itu, Suardi juga menekankan pentingnya penegakan hukum secara profesional, terutama dalam bidang Pidana Khusus (Pidsus). Ia menilai kualitas kerja di bidang ini masih perlu ditingkatkan. Menurutnya, kasus-kasus kecil di tingkat desa tidak cukup untuk mencerminkan kinerja yang baik. Jika BUMDes dan LPD sering menjadi sumber masalah, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut.

Data PAD dari Sektor Pariwisata di Klungkung

Berdasarkan data yang dikumpulkan, setelah penerapan retribusi wisata, PAD dari sektor pariwisata di Klungkung terus meningkat. Tahun ini, target PAD dari sektor pariwisata mencapai sekitar Rp 40 miliar. Namun, capaian ini masih dianggap belum optimal.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Klungkung, Ni Made Sulistiawati, menjelaskan bahwa rata-rata kunjungan ke Nusa Penida berkisar antara 3.000 sampai 6.000 wisatawan per hari. Kunjungan ini mendominasi pengunjung ke Kabupaten Klungkung secara keseluruhan.

Menurut Sulistiawati, PAD dari sektor retribusi pariwisata terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2023 mencapai sekitar Rp 17 miliar, sedangkan pada tahun 2024 mencapai Rp 31 miliar. Target tahun ini mencapai lebih dari Rp 40 miliar. Data tersebut merupakan akumulasi dari kunjungan di Klungkung daratan maupun Nusa Penida.

Khusus retribusi di kawasan Nusa Penida, realisasi pada tahun 2024 mencapai Rp 28 miliar. Hingga Juni 2025, data retribusi sudah mencapai lebih dari Rp 12 miliar. Saat ini, upaya menuju digitalisasi pungutan retribusi sedang berproses. Pihak rekanan telah melakukan integrasi data, sehingga diharapkan penjualan retribusi secara online dapat dimaksimalkan untuk menekan potensi kebocoran retribusi.

Upaya Peningkatan Pelayanan Retribusi

Selain digitalisasi, pelayanan retribusi offline juga tetap dilakukan. Saat ini, terdapat 35 petugas pemungutan retribusi di pintu masuk Nusa Penida. Petugas ini terbagi dalam dua shift dan tersebar di beberapa pintu masuk, seperti Pos Pelabuhan Sampalan, Pos Pelabuhan Buyuk, Pos Toya Pakeh, serta di Destinasi Wisata Devil Tears di Lembongan.

Sulistiawati mengungkapkan bahwa jumlah petugas ini masih kurang mengingat jam-jam padat saat penumpang turun dari pelabuhan. Hal ini membuat pihaknya merasa kelimpungan dalam menghadapi lonjakan pengunjung.

Digitalisasi Pungutan Retribusi

Wakil Bupati (Wabup) Klungkung, Tjokorda Surya Putra, menyatakan bahwa Kajari Klungkung mendorong agar pungutan retribusi dilakukan secara full digitalisasi. Pemkab sudah melakukan kerja sama dengan beberapa pihak penyedia layanan untuk digitalisasi pungutan retribusi. Tujuan utamanya adalah agar pungutan bisa dilaksanakan di gate awal menuju Nusa Penida atau Lembongan, serta hanya sebagai screaning tiket masuk.

Nusa Penida menjadi salah satu destinasi wisata populer di Bali. Beberapa destinasi yang diminati wisatawan karena keindahan alamnya antara lain Pantai Kelingking, Pantai Diamond, dan Crystal Bay. Kunjungan wisatawan ke Nusa Penida didominasi oleh wisatawan asing dari China, India, dan Australia.

Meskipun demikian, masih banyak tantangan yang dihadapi di Nusa Penida. Salah satunya adalah masalah pariwisata one day trip atau kunjungan bolak-balik selama sehari, yang dinilai tidak memberikan dampak positif bagi industri pariwisata. Selain itu, infrastruktur seperti jalan menuju destinasi masih perlu dibenahi. Ketika jumlah pengunjung membludak, sering terjadi kemacetan di Nusa Penida.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال

Bot Trading Spot Binance dan Bitget

Bot perdagangan crypto menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat membantu Anda dalam melakukan perdagangan crypto di Market Spot (Bukan Future) secara otomatis dengan mudah dan efisien serta anti loss. Sistem Aiotrade terintegrasi dengan Exchange terbesar di dunia (Binance dan Bitget) melalui Manajemen API.