
Menghadapi Anak yang Sulit Diatur: Strategi yang Efektif dan Bijak
Kehadiran anak dalam kehidupan orang tua sering kali dianggap sebagai anugerah. Namun, memiliki anak juga membawa tantangan tersendiri, terutama ketika mereka tumbuh menjadi pribadi yang agresif dan sulit diatur. Banyak pasangan rela melakukan berbagai upaya untuk memiliki buah hati, tetapi seringkali usaha ini membuat orang tua terlalu lunak dalam memenuhi keinginan anak. Akibatnya, anak bisa berkembang menjadi pribadi yang sulit dikendalikan karena merasa semua keinginannya selalu dipenuhi.
Dalam menghadapi situasi ini, orang tua memiliki berbagai respons. Beberapa dari mereka bersikap keras dengan memarahi anak, sementara yang lain lebih pasif atau bahkan mencoba mengingatkan dengan lembut. Pertanyaannya adalah, bagaimana strategi terbaik untuk menangani anak yang agresif dan sulit diatur?
Menurut Fatwa Tentama, seorang peneliti dari Universitas Ahmad Dahlan, lingkungan terdekat, termasuk orang tua, merupakan faktor utama dalam membentuk perilaku agresif pada anak. Anak adalah peniru yang hebat; mereka mengamati, meniru, dan menerapkan apa yang mereka lihat dari lingkungan sekitarnya.
Lebih lanjut, Fatwa menjelaskan beberapa cara profesional untuk menangani perilaku agresif anak, seperti mengadakan sesi konseling atau diskusi kelompok, sesi psikoedukasi, dan permainan peran (role play). Ketiga metode ini penting untuk mengidentifikasi bentuk perilaku agresif, penyebabnya, serta cara mengatasinya sesuai dengan kondisi lingkungan anak. Dengan berkonsultasi dengan psikolog profesional, orang tua dapat memperoleh solusi yang tepat dan efektif.
Selain melalui konsultasi profesional, ada beberapa cara alternatif yang bisa dilakukan orang tua secara mandiri untuk menyikapi agresivitas anak. Berikut beberapa tips yang bisa diterapkan:
Tips Menghadapi Anak yang Sulit Diatur
-
Posisikan Diri sebagai Orang Tua
Saat anak sulit diatur dan agresif, orang tua perlu bijak dalam memposisikan diri. Menjadi teman bagi anak bisa bermanfaat untuk membuat mereka lebih terbuka. Namun, penting untuk tetap menjaga peran sebagai orang tua yang disiplin. Ini diperlukan agar anak memahami batasan dan wacana kedisiplinan. -
Tegas, Bukan Menghukum atau Memarahi
Banyak orang tua percaya bahwa memarahi atau menghukum adalah cara terbaik untuk menangani perilaku agresif anak. Faktanya, hal ini justru bisa memperburuk situasi. Orang tua bisa mengajarkan anak untuk nurut tanpa menghukum. Langkah awalnya adalah mencari tahu alasan di balik perilaku agresif mereka, lalu mengambil tindakan yang sesuai untuk memperbaiki emosi mereka. Menghukum anak saat mereka agresif hanya akan membuat mereka semakin memberontak. -
Jangan Memaksakan Kehendak
Jika orang tua ingin anak mendengarkan kata-kata mereka, maka pertama-tama orang tua harus belajar mendengarkan apa yang diinginkan anak. Anak akan merasa dihargai dan nyaman jika orang tua sesekali mendengarkan pendapat mereka. Meski begitu, orang tua juga perlu mempertimbangkan apakah keinginan anak tersebut layak dipenuhi atau tidak. Jika tidak, negosiasikan keinginan anak dengan maksud orang tua agar emosi mereka lebih mudah dikondisikan.
Dengan menerapkan strategi yang tepat dan bijak, orang tua dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang lebih tenang, disiplin, dan mampu mengelola emosi dengan baik. Kunci utamanya adalah keseimbangan antara kasih sayang, disiplin, dan komunikasi yang terbuka.