
Kepribadian Ganda: Apa yang Perlu Diketahui?
Kepribadian ganda atau disebut juga dengan gangguan identitas disosiatif (DID) masih menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang. Banyak orang merasa bingung dan ingin memahami lebih dalam tentang kondisi ini. Terlebih, ada banyak mitos dan kesalahpahaman yang berkembang di masyarakat mengenai bagaimana seseorang bisa memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
Secara umum, DID dikenal sebagai gangguan mental yang terjadi ketika seseorang memiliki dua atau lebih identitas atau kepribadian yang berbeda. Setiap kepribadian tersebut dapat mengontrol perilaku dan pikiran individu tersebut secara bergantian. Meski jumlahnya bisa mencapai ratusan, tidak semua penderita DID mengalami perubahan yang ekstrem seperti yang sering digambarkan dalam film-film.
Penyebab dan Ciri-ciri DID
Penyebab utama dari DID biasanya adalah trauma masa kecil yang parah. Trauma ini bisa berupa pelecehan fisik, emosional, atau seksual. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak yang tidak memiliki cara lain untuk menghadapi pengalaman buruk selain dengan menciptakan identitas baru. Ketika dewasa, mereka mungkin akan mengalami perubahan kepribadian tanpa sadar.
Salah satu ciri khas dari DID adalah hilangnya ingatan. Penderitanya mungkin lupa apa yang telah mereka lakukan saat kepribadian lain sedang aktif. Hal ini bisa menyebabkan kebingungan dan rasa tidak aman. Namun, tidak semua penderita DID mengalami perubahan yang dramatis. Banyak dari mereka tetap terlihat normal dalam penampilan dan perilaku, meskipun sebenarnya sedang mengalami perubahan internal.
Kesalahpahaman Mengenai DID
Banyak orang awam sering mengira bahwa DID sama dengan skizofrenia. Padahal, kedua kondisi ini sangat berbeda. Skizofrenia berkaitan dengan halusinasi dan delusi, sedangkan DID lebih fokus pada perubahan identitas dan ingatan.
Selain itu, banyak orang percaya bahwa penderita DID bisa dengan mudah berubah-ubah kepribadian seperti mengganti pakaian. Faktanya, perubahan tersebut tidak terjadi secara spontan dan sering kali dipicu oleh situasi tertentu. Proses ini bisa memakan waktu lama dan tidak selalu terlihat jelas bagi orang lain.
Miskonsepsi dan Stigma
Sayangnya, masyarakat sering kali memberikan stigma negatif terhadap penderita DID. Banyak orang menganggap mereka sebagai orang yang berbahaya atau tidak stabil. Padahal, para penderita DID justru lebih rentan menjadi korban kekerasan. Mereka sering dianggap gila dan bahkan dipasung atau diikat agar tidak melarikan diri.
Ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman yang lebih baik mengenai DID. Masyarakat perlu lebih peka dan memahami bahwa penderita DID bukanlah ancaman, melainkan orang-orang yang sedang berjuang melawan kondisi yang kompleks.
Pengobatan dan Perawatan
Sampai saat ini, belum ada obat khusus yang bisa menyembuhkan DID sepenuhnya. Namun, terapi psikologis dan dukungan sosial bisa sangat membantu dalam mengelola kondisi ini. Penderita DID perlu didampingi oleh profesional yang memahami kondisi mereka agar bisa hidup lebih tenang dan stabil.
Dengan meningkatkan kesadaran dan pengertian, kita bisa membantu meringankan beban yang dialami oleh penderita DID. Mereka layak mendapatkan penghargaan dan perlindungan, bukan stigma dan kesalahpahaman.