Harga Bitcoin Tertekan, USD 112.000 Jadi Penyelamat?

Featured Image

Pergerakan Harga Bitcoin yang Mengkhawatirkan

Harga Bitcoin mengalami penurunan signifikan dalam beberapa hari terakhir, menjelang akhir pekan ini. Setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi di kisaran USD 124.000 atau sekitar Rp 2 miliar, harga BTC kini turun ke level sekitar USD 113.400 atau setara dengan Rp 1,84 miliar. Pergerakan ini menunjukkan adanya tekanan besar terhadap aset kripto utama tersebut.

Analisis teknikal menunjukkan bahwa pola bearish mulai menguat setelah terbentuknya double-top di level USD 124.517. Zona kritis saat ini berada pada level support antara USD 112.000 hingga USD 111.500. Jika level ini jebol, maka kemungkinan besar tekanan jual akan semakin dalam. Selain itu, volume perdagangan yang terus menurun sejak puncak harga terakhir juga memperkuat sinyal melemahnya momentum pasar.

Pada grafik harian, terlihat struktur lower high dan lower low yang mengonfirmasi tren penurunan. Indikator moving average jangka pendek hingga menengah, seperti 10, 20, 30 hingga 50 periode, seluruhnya mengisyaratkan arah penurunan. Hal ini memberi gambaran bahwa pasar sedang dalam fase koreksi.

Namun, para analis tetap memberikan catatan bahwa support jangka panjang dari indikator EMA dan SMA 100 hingga 200 periode masih menunjukkan potensi dukungan. Jika harga mampu bertahan di atas USD 112.000, maka ada peluang untuk rebound ke kisaran USD 117.000 hingga USD 120.000.

Perilaku Investor Jangka Panjang

Dari sisi investor jangka panjang, terdapat data menarik yang menunjukkan aktivitas mereka. Berdasarkan analisis on-chain dari Glassnode, para long-term holder (LTH) atau pemegang BTC lebih dari 155 hari, telah merealisasikan profit lebih banyak dibanding sebagian besar siklus sebelumnya.

Laporan menyebutkan bahwa total profit yang sudah direalisasikan oleh kelompok LTH saat ini mencapai 3,27 juta BTC. Jumlah tersebut lebih tinggi dari semua siklus, kecuali bull run tahun 2017. Profit-taking yang dilakukan oleh kelompok ini sering kali menjadi sinyal bahwa pasar memasuki fase akhir dari sebuah siklus bull.

Glassnode juga mencatat bahwa persentase suplai yang dalam kondisi profit (Percent Supply in Profit) berada dalam level ekstrem. Data menunjukkan bahwa indikator ini sudah berada satu standar deviasi di atas rata-rata selama 273 hari dalam siklus kali ini. Hanya siklus 2016–2018 yang mencatat angka lebih tinggi.

Faktor Makroekonomi yang Mempengaruhi Pasar

Meski demikian, para analis mengingatkan bahwa pola siklus tidak selalu identik. Dengan berbagai faktor makroekonomi seperti suku bunga The Fed dan arus masuk ETF yang bisa berubah kapan saja, pasar kripto tetap berpotensi mengejutkan.

Saat ini, harga Bitcoin berada dalam fase konsolidasi dengan tekanan ke bawah lebih dominan. Jika support USD 112.000 bertahan, maka ada peluang untuk rebound ke kisaran USD 117.000 hingga USD 120.000. Namun, jika level ini jebol, target penurunan selanjutnya bisa menuju USD 111.500 atau lebih rendah.

Pergerakan harga Bitcoin yang fluktuatif ini menunjukkan bahwa pasar kripto tetap dinamis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal. Investor perlu memantau perkembangan secara berkala dan siap menghadapi perubahan yang mungkin terjadi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال

Bot Trading Spot Binance dan Bitget

Bot perdagangan crypto menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat membantu Anda dalam melakukan perdagangan crypto di Market Spot (Bukan Future) secara otomatis dengan mudah dan efisien serta anti loss. Sistem Aiotrade terintegrasi dengan Exchange terbesar di dunia (Binance dan Bitget) melalui Manajemen API.