
Presiden Prabowo Subianto Tegaskan Komitmen Peningkatan Akses Pendidikan
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menunjukkan komitmennya yang kuat untuk memperluas akses pendidikan bagi seluruh rakyat. Dalam pernyataannya, ia menargetkan pembangunan sebanyak 200 Sekolah Rakyat (SR) pada tahun 2026. Hingga Agustus 2025, sudah berdiri 100 sekolah rakyat dan akan ditambah 65 sekolah lagi pada bulan September mendatang.
“Saya sangat senang melihat perkembangan ini. Sampai saat ini, 100 sekolah rakyat telah dibangun dan akan bertambah 65 sekolah lagi di bulan September. Ini merupakan prestasi luar biasa,” ujar Prabowo saat memberikan arahan kepada guru dan kepala sekolah rakyat di JiExpo Kemayoran, Jumat (22/8/2025).
Pendidikan, menurut Prabowo, menjadi kunci utama dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa. Ia menekankan bahwa pendidikan dapat membantu masyarakat melepaskan diri dari kemiskinan, kebodohan, dan ketertinggalan. Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya mempelajari sejarah panjang perjuangan bangsa sebagai pengingat bahwa hanya dengan pemimpin yang kuat, cakap, dan berkomitmen, Indonesia dapat terbebas dari penjajahan dalam bentuk apa pun.
“Sekolah rakyat ini adalah bagian dari usaha besar kita. Dunia sekarang sedang bersaing. Oleh karena itu, kita harus memperbaiki sistem pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi,” kata Prabowo.
Ia menyampaikan apresiasi kepada jajaran kementerian yang berhasil mempercepat realisasi program Sekolah Rakyat. Awalnya, Prabowo memprediksi pembukaan sekolah baru akan dimulai pada akhir 2025 atau awal 2026. Namun, kabinet ternyata bekerja lebih cepat sehingga hingga Juli 2025, 100 sekolah sudah resmi beroperasi. Pada September nanti, jumlahnya akan meningkat menjadi 165 sekolah.
“Saya terkejut dengan kecepatan kerja pemerintah. Saat memberikan arahan Februari lalu, saya kira baru siap pada Oktober atau November. Ternyata, Juli lalu sudah ada 100 sekolah yang beroperasi, dan September akan mencapai 165 sekolah. Ini sungguh luar biasa,” tuturnya.
Prabowo menekankan bahwa target 200 sekolah rakyat pada 2026 bukan hanya proyek pendidikan, tetapi juga langkah strategis untuk memutus rantai kemiskinan absolut. Ia menyebutkan bahwa anak-anak penerima manfaat sudah menunjukkan semangat dan rasa percaya diri yang baru sejak bergabung dalam program ini.
“Kita mulai melihat tanda-tanda harapan. Anak-anak yang sebelumnya gelisah kini tampak ceria dan percaya diri. Para guru yang bertugas di sekolah rakyat memiliki tanggung jawab besar: membantu anak-anak ini keluar dari kemiskinan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Presiden menjelaskan bahwa upaya pendidikan ini sejalan dengan visinya untuk membangun Indonesia sebagai bangsa mandiri yang mampu menguasai teknologi dan industri sendiri. Ia menegaskan bahwa seluruh rakyat harus menikmati kekayaan bangsa, bukan hanya segelintir orang.
“Kita harus optimis bahwa Indonesia bisa memiliki pabrik mobil, kapal, kereta api, bahkan jam tangan sendiri. Semua rakyat harus merasakan manfaat dari kekayaan negara ini,” tegasnya.
Di akhir arahannya, Prabowo mengingatkan seluruh pihak untuk tetap menjaga semangat dan optimisme dalam membangun bangsa. “Jika kalian semangat, saya akan lebih semangat. Bersama-sama kita bangun Indonesia yang kita cintai ini,” pungkasnya.
Anggaran Sekolah Rakyat Meningkat Signifikan
Sebelumnya, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp24,9 triliun untuk Sekolah Rakyat (SR) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Angka ini melonjak 255,71% dibandingkan dengan anggaran pada 2025 yang hanya sebesar Rp7 triliun.
“Anggaran Sekolah Rakyat tahun depan akan mencapai Rp24,9 triliun,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 di Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Peningkatan anggaran ini sesuai dengan pernyataan Sri Mulyani sebelumnya yang menyatakan bahwa anggaran untuk SR pada 2026 akan lebih besar dibandingkan dengan tahun ini. Sebanyak Rp20 triliun dialokasikan untuk pembangunan 200 SR, sementara sisanya sebesar Rp4,9 triliun digunakan untuk operasional sekolah-sekolah tersebut.