Pacu Jalur Kali di Jombang, Tradisi yang Berubah Menjadi Hiburan Modern
Pacu jalur perahu yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu kini hadir dalam bentuk baru. Di Jombang, acara ini digelar dengan konsep yang unik dan menarik, yaitu Pacu Jalur Kali. Acara ini diselenggarakan di Sungai Catak Banteng, Dusun Pakunden, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, pada Sabtu (24/8/2025). Acara ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan HUT Kemerdekaan Ke-80 RI.
Lomba ini diikuti oleh warga setempat yang antusias. Mereka memadukan tradisi dengan inovasi, menghadirkan perlombaan mendayung menggunakan perahu rakitan dari galon bekas. Perahu ini terdiri dari sekitar 26 galon plastik yang disusun sedemikian rupa agar bisa berlayar di sungai. Konsep ini cukup populer di media sosial, dan kini dibawa ke tingkat lokal.
Setiap regu terdiri dari empat pendayung dan satu anak kecil di bagian depan, yang dikenal sebagai anak coki. Tugas anak coki tidak hanya memberikan aba-aba tetapi juga ikut berjoget mengikuti irama trend seperti Aura Farming yang sedang tren di TikTok. Hal ini membuat lomba lebih dinamis dan menyenangkan.
Salah satu peserta, Zahrotus Syahdifa (16), mengaku kaget bisa meraih kemenangan meski tanpa latihan khusus. “Dayungnya berat, perahunya juga susah dikendalikan. Tetapi karena semangat, akhirnya bisa finish duluan,” ujarnya. Ia mengakui bahwa tantangan terbesar adalah menjaga keseimbangan perahu saat berlari di air.
Mohamad Zidan Al-Farizi (17) menambahkan bahwa strategi utama dalam lomba ini adalah kerja sama. “Kalau tidak kompak, perahu pasti oleng. Jadi kuncinya ya kebersamaan dan saling percaya,” katanya. Ia mengakui kesulitan saat melewati belokan sungai, namun timnya tetap berhasil melaju ke babak berikutnya.
Ketua panitia, Nasrullah, menjelaskan bahwa lomba ini sengaja digagas untuk memeriahkan peringatan HUT ke-80 RI. Inspirasi datang dari tradisi Pacu Jalur yang populer di Riau dan Kalimantan. “Kita coba bikin versi sederhana dengan perahu galon, dan ternyata sambutan warga luar biasa,” ungkap Nasrullah.
Hadiah yang disediakan juga menarik. Juara pertama berhak atas Rp 3 juta, disusul Rp 2 juta untuk juara kedua, dan Rp 1 juta untuk posisi ketiga. Seluruh dana berasal dari swadaya masyarakat. “Ini bukti antusiasme warga sangat tinggi, semua gotong royong demi acara ini,” tambah Nasrullah.
Lomba perdana Pacu Jalur Kali diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, pemuda hingga orang tua. Tawa dan sorak sorai penonton menghiasi jalannya lomba, menjadikannya tidak sekadar hiburan tetapi juga simbol kebersamaan.
Rencananya, final akan digelar pada 31 Agustus mendatang. Warga sudah menanti siapa yang bakal menjadi jawara sejati di aliran sungai kecil tersebut.
Bagi Nasrullah, makna yang ingin dibawa dari ajang ini sederhana, yaitu kebersamaan masyarakat. “Kemerdekaan itu diraih dengan semangat, kerja sama, dan persatuan. Itu yang kita rayakan bersama di sini,” pungkasnya.