
Peristiwa Meninggalnya Bayi di RSUD Palabuhanratu Menimbulkan Kekhawatiran
Sebuah kejadian yang mengejutkan terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Seorang bayi berusia 1 tahun, yang dikenal dengan inisial NMF, meninggal dunia setelah dirawat di IGD rumah sakit tersebut. Kejadian ini memicu perhatian publik dan mengungkap masalah keterbatasan fasilitas serta pelayanan kesehatan di tempat tersebut.
Bayi tersebut berasal dari Kampung Babakan Astana, Desa Loji, Kecamatan Simpenan. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa ia dirawat selama tiga hari dua malam di IGD RSUD Palabuhanratu sebelum akhirnya meninggal dunia. Video yang menampilkan kondisi bayi tersebut tersebar luas di media sosial, khususnya Facebook. Akun Joe Alfatih menjadi salah satu pengunggah video tersebut dan memberikan penjelasan lengkap tentang kejadian yang terjadi.
Menurut Joe, kejadian ini terjadi pada tanggal 23 Agustus, pukul 16.00. Ia menyatakan bahwa keluarga korban merasa kecewa karena tidak ada tindakan rujukan yang cepat dilakukan oleh pihak rumah sakit. Nadira, nama lengkap bayi tersebut, diduga mengalami kondisi medis yang serius, yaitu bocor jantung. Namun, menurut keluarga, pihak IGD tidak segera mengambil langkah untuk merujuk pasien ke fasilitas yang lebih mumpuni.
Joe juga menyoroti bahwa hal ini bukan pertama kalinya terjadi di RSUD Palabuhanratu. Ia menyebutkan bahwa beberapa waktu lalu, rumah sakit ini telah diinspeksi oleh Bupati dan Komisi II bersama Wakil Bupati. Dengan demikian, ia menilai pentingnya evaluasi mendalam agar kejadian serupa tidak terulang lagi.
Meski pihak IGD telah meminta maaf kepada keluarga korban, Joe menilai bahwa permintaan maaf tersebut tidak cukup. Ia menegaskan bahwa kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi rumah sakit untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di masa depan.
Tanggapan dari Direktur RSUD Palabuhanratu
Direktur RSUD Palabuhanratu, dr. Rika Mutiara Sukanda, mengonfirmasi kejadian tersebut. Ia menyatakan bahwa pasien memang masuk ke rumah sakit dan dirawat di IGD. Menurutnya, kejadian yang terjadi pada hari Sabtu kemarin merupakan hal yang sangat tidak diinginkan.
Rika menjelaskan bahwa saat itu, ruangan di IGD sedang penuh dan membutuhkan ruangan khusus atau unit perawatan intensif (high care unit) untuk menangani kondisi bayi tersebut. Ia mengakui bahwa kejadian ini menjadi duka yang besar bagi pihak rumah sakit.
"Kami sangat terpukul atas kejadian ini dan akan melakukan evaluasi untuk mencegah terulangnya kejadian serupa," ujar Rika.
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya telah berdiskusi dengan dokter dan perawat untuk memperbaiki sistem pelayanan. Rika berharap, dengan pembelajaran ini, rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Tantangan dalam Pelayanan Kesehatan
Kejadian ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi rumah sakit umum di daerah, khususnya dalam menghadapi lonjakan pasien. Masalah keterbatasan ruangan dan sumber daya medis sering kali menjadi hambatan dalam memberikan perawatan optimal.
Selain itu, kejadian ini juga menunjukkan pentingnya koordinasi antar lembaga dan profesional kesehatan dalam menangani kasus darurat. Dengan adanya evaluasi dan perbaikan sistem, diharapkan kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan.
Pengalaman buruk ini menjadi pengingat bahwa kualitas layanan kesehatan harus terus ditingkatkan, terutama dalam situasi darurat. Semoga dengan adanya evaluasi dan perbaikan, masyarakat dapat merasa lebih aman dan percaya terhadap sistem kesehatan yang ada.