
Pengelolaan Sampah di Ternate Mengedepankan Prinsip 3R
Di kota Ternate, Maluku Utara, terdapat sebuah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di Buku Deru-Deru, Kelurahan Takome, Kecamatan Ternate Barat. Luas TPA ini mencapai sekitar 32 hektare, namun hingga saat ini hanya sekitar 16 hektare yang telah digunakan. Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Ternate, Asmal, menjelaskan bahwa daya tampung TPA masih cukup besar. Namun, ia menekankan pentingnya pengurangan volume sampah sebagai prioritas utama.
Menurut Asmal, salah satu solusi untuk mengurangi jumlah sampah adalah dengan menerapkan prinsip 3R, yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan Kembali), dan Recycle (Mendaur Ulang). Prinsip ini bertujuan untuk meminimalkan limbah dan menghemat sumber daya. Ia menyatakan bahwa masyarakat harus didorong untuk memilah dan memanfaatkan kembali sampah yang mereka hasilkan.
Sampah organik dapat diolah menjadi kompos atau bahan lain yang berguna, sedangkan sampah non-organik bisa dijadikan bahan dasar produk kreatif yang memiliki nilai ekonomis. DLH Kota Ternate juga telah melakukan edukasi terkait 3R di setiap kelurahan. Sebagai contoh nyata, pihaknya membuat ecobrick taman dari botol plastik bekas di halaman Kantor DLH. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat melihat langsung contoh pemanfaatan sampah dan termotivasi untuk ikut melakukan hal serupa.
Meski demikian, Asmal mengakui bahwa saat ini masih sedikit masyarakat yang memiliki inovasi dalam kerajinan tangan berbasis limbah. Oleh karena itu, DLH akan terus melakukan sosialisasi dan membuka ruang kolaborasi dengan komunitas serta sekolah. Ia berharap lebih banyak inovasi dari masyarakat dapat muncul. Jika dikelola dengan baik, sampah bukan lagi menjadi masalah, tetapi justru menjadi peluang.
Strategi Pengelolaan Sampah yang Berkelanjutan
Penerapan prinsip 3R tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga perlu didukung oleh partisipasi aktif masyarakat. Dengan mengurangi penggunaan bahan yang tidak perlu, menggunakan kembali barang yang masih layak pakai, dan mendaur ulang sampah, masyarakat dapat berkontribusi pada pengurangan limbah. Hal ini juga dapat membantu mengurangi beban TPA dan menjaga kebersihan lingkungan.
Selain itu, DLH Kota Ternate juga berupaya memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang manfaat dan cara menerapkan 3R. Edukasi ini dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti seminar, workshop, dan pelatihan kerajinan tangan dari limbah. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah secara efektif.
Inovasi dan Kolaborasi Masyarakat
Dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat, DLH Kota Ternate juga berencana untuk membuka ruang kolaborasi dengan komunitas dan sekolah. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan muncul inovasi-inovasi baru dalam pengelolaan sampah. Misalnya, para siswa dan guru dapat mengembangkan proyek-proyek kreatif yang memanfaatkan sampah sebagai bahan baku.
Selain itu, komunitas lokal juga dapat berperan dalam mengajak warga sekitar untuk berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang dan pengelolaan sampah. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya menjadi objek dari kebijakan pemerintah, tetapi juga menjadi pelaku aktif dalam menjaga lingkungan.
Kesimpulan
Pengelolaan sampah di Ternate tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga perlu dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Dengan menerapkan prinsip 3R, masyarakat dapat berkontribusi dalam mengurangi jumlah sampah dan memanfaatkannya secara optimal. Selain itu, edukasi dan kolaborasi dengan komunitas serta sekolah sangat penting dalam membangun kesadaran dan inovasi masyarakat dalam pengelolaan sampah. Dengan pendekatan yang tepat, sampah bukan lagi menjadi masalah, tetapi justru menjadi peluang untuk pembangunan yang berkelanjutan.