
Inovasi Baru dari Batu Bara: Kalium Humat untuk Mendukung Swasembada Pangan
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan proyek pilot alat produksi kalium humat, yang menjadi bagian penting dari penelitian dan pengembangan. Proyek ini bertujuan mendukung program pemerintah dalam mencapai swasembada pangan nasional. Kalium humat merupakan produk turunan dari batu bara berkalori rendah yang berfungsi sebagai pembenah tanah dan pupuk hayati.
Nantinya, PTBA akan menggunakan nama BA Grow sebagai merek produk kalium humat yang dikomersialisasikan. Produk ini akan tersedia dalam bentuk padat dan cair. Acara peluncuran dihadiri oleh sejumlah tokoh penting seperti Direktur Utama Holding BUMN Pertambangan MIND ID Maroef Sjamsoeddin, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail, serta Rektor UGM Prof. dr. Ova Emilia.
Komitmen Perusahaan untuk Memberikan Nilai Tambahan
Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menjelaskan bahwa proyek ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk memberikan nilai tambah pada batu bara. Ia menyatakan bahwa batu bara kini tidak hanya digunakan sebagai sumber energi, tetapi juga bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat langsung bagi masyarakat, terutama para petani.
"Inisiatif ini membuktikan bahwa batu bara dapat diolah menjadi produk bernilai tambah yang ramah lingkungan dan memberikan manfaat nyata, khususnya bagi para petani," ujarnya. Ia menambahkan bahwa proyek ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia yang berfokus pada kemandirian pangan, hilirisasi industri, dan kesejahteraan masyarakat.
Hilirisasi Sebagai Komitmen Perusahaan
Turino Yulianto, Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, menekankan bahwa hilirisasi merupakan komitmen yang akan terus dikerjakan oleh perusahaan. "Kalium humat adalah bukti persembahan kami bagi negeri untuk menghadirkan energi tanpa henti," jelasnya.
Rangkaian acara peresmian dimulai di ruang auditorium gedung smart green learning center (SGLC) UGM, dilanjutkan dengan kunjungan ke lokasi demplot di desa Bimomartani untuk melihat lokasi uji coba implementasi kalium humat serta mendengarkan testimoni para petani. Setelah itu, acara dilanjutkan ke lokasi pilot alat produksi kalium humat untuk melihat bagaimana alat tersebut beroperasi.
Manfaat Kalium Humat dalam Pertanian
Sebagai pembenah tanah dan pupuk hayati, kalium humat mampu memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas pertanian maupun perkebunan. Penggunaannya juga dapat mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia. Berdasarkan hasil uji coba awal, kalium humat mampu meningkatkan hasil panen hingga 30%, menjaga kesuburan tanah jangka panjang, dan menghemat penggunaan pupuk sampai dengan 50%.
Produk ini lahir dari kolaborasi riset dan pengembangan yang dilakukan oleh PTBA bersama UGM untuk meningkatkan nilai tambah batu bara, sejalan dengan amanat hilirisasi yang dicanangkan oleh Pemerintah.
Apresiasi dari Berbagai Pihak
Peluncuran alat produksi kalium humat ini disambut baik oleh berbagai pihak. Direktur Utama Holding Pertambangan MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, menegaskan bahwa komoditas tambang bukan hanya untuk energi dan transportasi, melainkan juga untuk kebutuhan pangan melalui teknologi hilirisasi.
Direktur Pupuk Kementerian Pertanian RI, Jekvy Hendra, melihat kalium humat sebagai solusi untuk mendukung program swasembada pangan nasional. "Kami siap membuka diri untuk kita sama-sama bisa menyediakan kebutuhan pupuk dalam target swasembada pangan dalam waktu yang secepat-cepatnya," jelasnya.
Rektor UGM Ova Emilia mengapresiasi keberanian Bukit Asam menjadikan Universitas sebagai tempat untuk pengembangan serta penelitian alat produksi kalium humat ini. Ia menilai bahwa keberanian tersebut patut diapresiasi dan yakin bahwa hasilnya akan dinikmati oleh semua pihak.
Apresiasi juga datang dari Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Surya Herjuna. Ia berharap PTBA terus mengembangkan inovasi lain dari batu bara, bukan hanya kalium humat. Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid juga menyampaikan apresiasi terhadap usaha yang telah dilakukan antara PTBA dengan UGM untuk mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan.
Peluncuran proyek ini menjadi bukti nyata kolaborasi antara dunia usaha dan institusi pendidikan dalam mewujudkan kemandirian ekonomi. Hal ini sejalan dengan tema HUT ke-80 Republik Indonesia, "Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju," yang menekankan bahwa kemandirian ekonomi adalah fondasi utama untuk mencapai kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa.