
Gebyar Melayu Pesisir 2025: Konsistensi dan Inovasi untuk UMKM
Pada tanggal 21 hingga 24 Agustus 2025, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (BI Kepri) kembali menyelenggarakan acara Gebyar Melayu Pesisir di One Batam Mall. Acara tahunan ini menjadi bagian dari komitmen BI Kepri dalam mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar mampu berkembang hingga tingkat internasional.
Kepala BI Kepri, Rony Widijarto, menekankan bahwa konsistensi menjadi faktor utama dalam membangun kapasitas pelaku usaha. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu penguatan kapasitas UMKM, pembentukan kelembagaan serta korporatisasi, serta memastikan adanya akses pembiayaan yang memadai. Ia menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang berupaya memperluas pasar, tidak hanya untuk pasar domestik tetapi juga untuk pasar luar negeri.
Proses pendampingan kepada UMKM dilakukan secara bertahap. Mulai dari kelompok perintis atau subsisten, kemudian naik ke UMKM potensial yang telah dikurasi dan didorong melalui digitalisasi, hingga UMKM yang sudah memiliki produk siap ekspor. Rony menambahkan bahwa pasar ekspor merupakan strata tertinggi. Jika tujuan ekspor adalah Singapura dan Malaysia, maka UMKM harus siap dengan standar yang lebih tinggi.
Secara nasional, transaksi UMKM binaan BI telah mencapai Rp1,4 triliun. Meski pasar internasional masih menjadi tantangan, pada Gebyar Melayu Pesisir 2025 tercatat ada 24 UMKM yang berhasil mendapatkan pesanan dari negara tetangga. Ini menjadi perkembangan penting dibandingkan tahun lalu yang belum fokus terhadap ekspor. Sekarang, mulai ada orderan dari luar negeri.
Upaya Peningkatan Kapasitas UMKM
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Pemerintah Provinsi Kepri, Riki Rionaldi, mengatakan pihaknya tengah melakukan program peningkatan kapasitas bagi sekitar 3.600 UMKM. Ia menargetkan sebanyak 100 UMKM bisa "go export" sebagai kasta tertinggi.
Riki menilai tantangan terbesar di provinsi tersebut adalah dominasi Batam di sektor UMKM, sementara kabupaten/kota lain kesulitan dalam akses karena faktor geografis. Untuk itu, ia menilai diperlukan "champion" atau percontohan yang bisa menjadi inspirasi agar UMKM lain di daerah juga bisa berkembang.
Pesan untuk Pengembangan Berkelanjutan
Asisten Gubernur Bank Indonesia, Doddy Zulferdi, memberikan pesan agar program tidak berhenti dan terus berkembang. Ia mengajak semua pihak untuk terus mengembangkan KIS, yaitu konsistensi dalam berusaha, inovasi produk, serta sinergi antar pemangku kepentingan. Ia menegaskan bahwa apa yang sudah dilakukan oleh Bank Indonesia Kepri untuk UMKM harus terus dilanjutkan agar dampaknya semakin besar dengan produk yang sesuai dengan selera masyarakat dan zaman.
Dengan berbagai langkah strategis dan kolaborasi antar lembaga, diharapkan UMKM di Kepulauan Riau dapat terus berkembang, baik secara lokal maupun global. Gebyar Melayu Pesisir 2025 menjadi salah satu bukti nyata dari komitmen bersama untuk meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM di wilayah ini.