Kades Viral! Asep Feri Sumbangkan Gaji, Umroh, dan Sapi untuk HUT RI Ke-80

Featured Image

Kepala Desa yang Menjadi Inspirasi dengan Keberanian dan Kepedulian

Asep Feri Herdiana, kepala desa Pangauban, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, kembali menjadi sorotan publik. Dikenal sebagai sosok pengusaha sukses yang kini memimpin desa di kaki Gunung Cikuray, ia tidak hanya menarik perhatian karena gaya kepemimpinannya yang unik, tetapi juga kepeduliannya terhadap masyarakat.

Pada momentum peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia, Asep Feri menggebrak dengan memberikan hadiah-hadiah spektakuler dari kocek pribadinya. Tak tanggung-tanggung, ia menyediakan 9 tiket umroh gratis, satu ekor sapi sebagai hadiah turnamen voli, serta hadiah senilai ratusan juta rupiah. Langkah dermawan ini bukan hal baru bagi warga. Sebelumnya, ia bahkan sempat mencatatkan aksi mengejutkan dengan tidak mengambil gaji selama satu tahun penuh demi mengalihkan anggaran tersebut untuk kepentingan desa.

Dari Makroni ke Panggung Kepemimpinan Desa

Siapa sebenarnya sosok Asep Feri Herdiana? Lahir dan besar di Garut, ia membuktikan diri sebagai pengusaha sukses melalui produk camilan makroni yang kini dikenal luas hingga pasar nasional. Berkat kegigihan, kerja keras, dan inovasi, brand miliknya tumbuh pesat dan memberikan lapangan pekerjaan bagi banyak orang.

Pilkades 2023 menjadi titik awal baginya untuk memimpin desa. Ia tampil sebagai pemenang telak dengan perolehan 1.038 suara, mengalahkan dua pesaingnya. Kemenangan itu bukan sekadar hasil politik, melainkan buah kepercayaan masyarakat terhadap sosok yang mereka anggap mampu membawa perubahan. Kini, Desa Pangauban berada di bawah kepemimpinan yang terus melanjutkan semangat pembangunan, mengikuti jejak kades sebelumnya, Dede Kusdinar, yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Jawa Barat periode 2024–2029.

Sapi Cup: Pesta Rakyat Penuh Makna

Di tengah kemeriahan perayaan HUT Jabar ke-80 yang berlangsung di pusat kota, Desa Pangauban justru mencuri perhatian dengan turnamen bola voli “Sapi Cup”. Sesuai namanya, hadiah utama kompetisi ini bukan piala, melainkan seekor sapi, simbol kerja keras, kemakmuran, dan masa depan. Turnamen bertema “Pangauban Sauyunan” (Pangauban Bersatu) ini sukses menyedot ribuan penonton. Suasana meriah menyelimuti lapangan sederhana yang dipenuhi sorakan warga, dari anak-anak hingga orang tua.

Lebih dari sekadar olahraga, Sapi Cup menjadi cermin semangat gotong royong sekaligus pesan bahwa kebahagiaan bisa lahir dari kemandirian desa. Namun di balik keriuhan tersebut, terselip nada kekecewaan. Asep Feri secara terbuka menyindir Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, yang tidak hadir dalam acara pembukaan. Dengan nada tajam, ia berkata:

“Tolong sampaikan melalui angin untuk Bapak Bupati, Garut itu bukan hanya wilayah selatan saja. Cisurupan juga bagian dari Garut, dan warganya menanti kehadiran pemimpin daerahnya.”

Pernyataan itu sontak menggaung sebagai kritik elegan sekaligus aspirasi masyarakat desa yang merasa kurang diperhatikan.

Simbol Kemandirian Desa

Hadiah seekor sapi yang diperebutkan dalam turnamen bukanlah sekadar gimmick. Bagi masyarakat Pangauban, sapi adalah simbol nyata dari kesejahteraan dan sumber penghidupan. Hadiah tersebut mencerminkan nilai pragmatis sekaligus filosofi hidup sederhana namun bermakna. Lebih jauh, Sapi Cup menjadi bukti bahwa pesta rakyat bisa bertransformasi menjadi ruang aspirasi. Melalui acara ini, masyarakat desa menyampaikan pesan kuat, kebersamaan, kemandirian, dan kehadiran pemimpin yang peduli jauh lebih penting daripada perayaan formal nan megah di kota.

Jejak yang Meninggalkan Inspirasi

Apa yang dilakukan Asep Feri Herdiana membuktikan bahwa seorang kepala desa tidak harus bergantung penuh pada anggaran pemerintah untuk membangun kebahagiaan warganya. Dengan modal keikhlasan, kepedulian, dan kemandirian, ia mampu menghadirkan program-program yang membekas di hati rakyat. Dari gaji setahun yang disumbangkan, umroh gratis bagi warganya, hingga turnamen Sapi Cup, Asep Feri menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati bukan sekadar jabatan, melainkan panggilan untuk mengabdi.

Desa Pangauban kini bukan hanya dikenal sebagai desa di lereng Gunung Cikuray, tetapi juga sebagai contoh kekuatan solidaritas masyarakat desa yang mampu mengguncang perhatian Garut, bahkan Jawa Barat.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال

Bot Trading Spot Binance dan Bitget

Bot perdagangan crypto menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat membantu Anda dalam melakukan perdagangan crypto di Market Spot (Bukan Future) secara otomatis dengan mudah dan efisien serta anti loss. Sistem Aiotrade terintegrasi dengan Exchange terbesar di dunia (Binance dan Bitget) melalui Manajemen API.