
Kunjungan Paus Leo XIV ke Lebanon Diumumkan, Tantangan dan Harapan di Tengah Ketegangan
Paus Leo XIV, yang merupakan pemimpin pertama Gereja Katolik asal Amerika Serikat, rencananya akan melakukan kunjungan ke Lebanon pada tahun ini. Informasi tersebut disampaikan oleh Kardinal Béchara Boutros Raï, Patriark Maronit Lebanon, dalam wawancara dengan Al-Arabiya TV. Menurutnya, meskipun jadwal pasti belum ditentukan, kunjungan tersebut bisa terjadi kapan saja dari sekarang hingga Desember.
Kunjungan ini masih menunggu pengumuman resmi dari Vatikan. Namun, biasanya informasi tentang rencana kunjungan Paus selalu muncul terlebih dahulu dari gereja lokal yang akan menjadi tuan rumah. Selain Lebanon, Vatikan juga tengah mempersiapkan rencana kunjungan ke Turki pada akhir November untuk memperingati 1.700 tahun Konsili Nicea, sebuah peristiwa penting dalam sejarah Kekristenan.
Harapan Damai di Tengah Konflik
Seperti pendahulunya, Paus Fransiskus, Paus Leo XIV juga sering menyuarakan perdamaian dan dialog di kawasan Timur Tengah, terutama di tengah konflik Israel-Gaza yang masih berlangsung. Lebanon memiliki peran penting bagi Gereja Katolik karena sekitar sepertiga penduduknya beragama Kristen, dengan komunitas Maronit sebagai kelompok terbesar. Negara ini juga satu-satunya negara Arab yang memiliki kepala negara beragama Kristen.
Namun, Vatikan mengkhawatirkan stabilitas Lebanon yang terus-menerus terganggu. Kondisi ini berpotensi mengancam keberlanjutan komunitas Kristen di kawasan. Di tengah situasi seperti ini, kunjungan Paus diharapkan dapat memberikan pesan kuat tentang pentingnya perdamaian dan kerja sama antar agama.
Lebanon Masih Diliputi Ketegangan
Lebanon, yang memiliki populasi sekitar 6 juta jiwa, masih berjuang untuk pulih dari krisis ekonomi yang berkepanjangan. Selain itu, negara ini juga terlibat dalam konflik bersenjata dengan Hizbullah, yang berakhir lewat gencatan senjata pada November lalu. Meskipun pemerintahan reformis baru telah terbentuk, ketegangan dengan Israel tetap berlangsung.
Israel masih menduduki lima titik strategis di perbatasan Lebanon dan melancarkan serangan udara hampir setiap hari. Sementara itu, Hizbullah menolak melepaskan persenjataannya hingga Israel benar-benar menghentikan agresinya dan menarik diri. Kondisi ini menciptakan kekhawatiran bahwa konflik sipil bisa meletus jika pemerintah Lebanon mencoba melucuti Hizbullah secara paksa.
Kunjungan Paus Terakhir ke Lebanon
Kunjungan terakhir seorang Paus ke Lebanon terjadi pada September 2012, saat Paus Benediktus XVI melakukan lawatan terakhirnya. Sementara itu, Paus Fransiskus, yang meninggal pada April lalu, sering menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Lebanon. Namun, situasi politik dan ekonomi negara tersebut membuat rencana tersebut tidak terwujud.
Jika kunjungan Paus Leo XIV benar-benar terlaksana, maka hal ini akan menjadi momen bersejarah dalam hubungan antara Vatikan dan Lebanon. Selain itu, kunjungan ini juga akan menjadi pesan kuat bagi perdamaian di kawasan Timur Tengah. Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan dapat memperkuat harmoni antar komunitas dan mempercepat proses perdamaian di kawasan yang terus terganggu oleh konflik.