Tiket Masuk Ragunan Naik, Pengunjung Beri Tanggapan Apa?

Featured Image

Kebijakan Baru di Taman Margasatwa Ragunan dan Tanggapan Pengunjung

Taman Margasatwa Ragunan, yang berada di Jakarta Selatan, kini sedang menghadapi sejumlah perubahan kebijakan. Salah satu yang paling mencolok adalah rencana peningkatan tarif masuk. Saat ini, pengunjung harus membayar sebesar Rp 4.000 untuk bisa masuk ke dalam taman tersebut. Meski begitu, Gubernur Jakarta Pramono Anung belum memberikan rincian pasti mengenai besaran kenaikan tarif yang akan diberlakukan.

Selain itu, muncul wacana untuk membuka taman ini hingga malam hari. Hal ini menimbulkan berbagai tanggapan dari para pengunjung, baik yang setuju maupun yang tidak.

Pendapat Pengunjung Terhadap Kenaikan Tarif

Heni (53), salah satu pengunjung setia, berharap agar tarif masuk tidak naik. Menurutnya, harga saat ini masih terjangkau dan cocok untuk kalangan menengah bawah. Ia menilai bahwa tempat wisata ini layak disebut sebagai destinasi murah yang bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.

“Kalau bisa sih enggak usah dinaikkinlah. Soalnya kan ini bisa dibilang tempat wisata yang murah, jadi yang menengah ke bawah juga bisa liburan,” ujarnya.

Di sisi lain, Ice (35) tidak mempermasalahkan rencana kenaikan tarif, asalkan tidak melebihi Rp 10.000. Ia berharap agar harga tetap terjangkau meskipun ada penyesuaian.

“Jangan ketinggian biar masih terjangkau, jangan lebih dari Rp 10.000 lah,” katanya.

Harapan Pengunjung Terhadap Perbaikan Fasilitas

Selain tarif, Heni juga menyampaikan harapan tentang perbaikan fasilitas di Taman Margasatwa Ragunan. Ia menyoroti beberapa area yang kurang layak, seperti kandang burung Unta yang sudah berkarat. Ia menilai bahwa kandang-kandang yang terbuat dari logam ini sudah tidak layak digunakan.

“Bagus kalau diperbaiki, memang kandang-kandang besinya kayak begini sudah pada berkarat. Kandang monyet pegangannya juga berkarat jadi males pegangnya,” jelas Heni.

Ia juga mengusulkan agar mushala diperbesar dan dilengkapi dengan persediaan mukena yang cukup untuk pengunjung wanita. Ia merasa antrean saat menggunakan mukena sering terjadi.

Sementara itu, Ice menilai bahwa kandang binatang di Ragunan sudah terlihat kumuh dan perlu diperbaiki. Ia juga mengkritik dinding-dinding fasilitas yang tidak terawat dan menyarankan agar dicat kembali agar terlihat lebih cerah dan segar.

“Toiletnya sih juga, suka ada bau pesing, airnya kadang keruh. Jadi mungkin kebersihannya juga diperhatikan lagi,” tambahnya.

Pandangan Pengunjung Mengenai Pembukaan Hingga Malam Hari

Terkait wacana pembukaan taman hingga malam hari, Heni mengaku tidak setuju. Menurutnya, satwa-satwa di Ragunan membutuhkan waktu istirahat yang cukup agar kesehatannya tetap terjaga.

“Kalau bisa sih jangan, enggak usah sampai malam. Soalnya kasihan hewan-hewannya kalau harus di situ sampai malam,” ujarnya.

Namun, Ice memiliki pandangan yang berbeda. Ia menilai bahwa jika penerangan di kawasan Ragunan ditingkatkan, maka wacana ini bisa terealisasi dengan baik.

“Kalau penerangannya sudah bagus sih bagus, jadi kayak di Safari ya,” kata dia.

Penjelasan Pengelola Taman Margasatwa Ragunan

Menanggapi isu-isu ini, Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang menjelaskan bahwa rencana kenaikan tarif telah dibicarakan bersama Gubernur Jakarta Pramono Anung. Nantinya, tarif masuk akan dibedakan berdasarkan asal pengunjung.

“Mengutip Pak Gubernur, akan dilakukan pembedaan tarif antara masyarakat Jakarta, luar Jakarta, dan juga pengunjung dari luar negeri,” ujar Wahyudi.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa besar tarif untuk ketiga kategori tersebut masih dalam tahap kajian. “Nah, ini besarannya pun kami belum tahu, nanti tentu saja akan dilakukan kajian lagi untuk itu, ya,” tambahnya.

Wahyudi juga menjelaskan bahwa wacana pembukaan hingga malam hari harus dipertimbangkan secara matang. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan adalah pengaturan satwa yang ditampilkan. Menurutnya, tidak semua satwa bisa diperagakan sepanjang hari karena mereka butuh waktu istirahat.

“Siang dan malam itu tidak bisa satwa yang sama. Misalnya gajah sumatera yang kami tampilkan sekarang, mungkin malamnya enggak,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa ada satwa yang lebih aktif di malam hari, seperti harimau sumatera, beberapa jenis rusa, reptil, dan beruang. Sementara itu, sebagian besar burung justru lebih aktif di siang hari, kecuali burung hantu.

“Makanya di sore hari, seperti harimau itu kami masukkan ke kandang istirahat. Begitu juga beruang, supaya tidak terlalu aktif untuk mencari jalan keluar atau eksplor di malam hari,” jelas Wahyudi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال

Bot Trading Spot Binance dan Bitget

Bot perdagangan crypto menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat membantu Anda dalam melakukan perdagangan crypto di Market Spot (Bukan Future) secara otomatis dengan mudah dan efisien serta anti loss. Sistem Aiotrade terintegrasi dengan Exchange terbesar di dunia (Binance dan Bitget) melalui Manajemen API.