
Aksi Demo Besar-besaran di Pati Jilid 2
Alun-alun Pati, Jawa Tengah, diprediksi akan menjadi tempat berlangsungnya aksi demo besar-besaran pada Senin, 25 Agustus 2025. Aksi ini dikenal sebagai "Pati Jilid 2", yang merupakan kelanjutan dari aksi sebelumnya yang berlangsung ricuh pada Rabu, 13 Agustus 2025. Para demonstran hadir dengan satu suara, menuntut DPRD Pati untuk segera menuntaskan pembahasan Pansus Hak Angket dan memproses pemakzulan Bupati Sudewo tanpa basa-basi.
Aksi ini telah menjadi perhatian nasional. Menurut KBBI, pemakzulan berasal dari kata makzul yang berarti berhenti memegang jabatan atau turun tahta. Pemakzulan adalah proses atau tindakan memberhentikan seseorang dari jabatan tinggi. Selain Bupati Sudewo, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka juga pernah diterpa isu pemakzulan.
Aliansi Masyarakat Pati Timur Bersatu Memimpin Demo
Demo Pati Jilid 2 pada 25 Agustus 2025 akan dihadiri oleh sekitar 50 ribu orang. Aksi ini digawangi oleh Aliansi Masyarakat Pati Timur Bersatu. Tuntutan mereka kali ini adalah agar DPRD Pati segera menuntaskan proses pembahasan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket dan segera memakzulkan Sudewo dari jabatan Bupati Pati.
Ahmad Husein, yang sebelumnya dikenal sebagai inisiator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, mengatakan bahwa pihaknya membawa nama kelompok yang berbeda karena Aliansi Masyarakat Pati Bersatu sudah memiliki perjanjian dengan Polresta Pati untuk tidak menggelar aksi unjuk rasa lagi sebelum keluar hasil dari Pansus Hak Angket DPRD Pati.
Peringatan untuk Massa Demo
Husein memperingatkan massa yang ikut aksi 25 Agustus nanti agar tidak bertindak anarkis dan merusak fasilitas publik. Ia mengatakan bahwa hal itu akan merugikan massa sendiri dan justru merusak esensi dari aksi. Pihaknya bahkan mendeteksi adanya penyusup yang memicu kericuhan pada aksi unjuk rasa 13 Agustus lalu. Tidak menutup kemungkinan, skenario serupa akan terjadi pada demo 25 Agustus nanti.
Posko di DPRD untuk Mengawal Proses Pansus Hak Angket
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu mendirikan posko di depan pintu gerbang selatan Gedung DPRD Pati, Senin (18/8/2025) petang. Posko ini didirikan untuk mengawal proses Pansus Hak Angket pemakzulan Sudewo yang sedang bergulir di DPRD Pati. Selain itu juga untuk menampung aspirasi masyarakat yang merasa menjadi korban kebijakan Bupati Pati Sudewo dan menjadi korban tindakan represif aparat keamanan saat aksi 13 Agustus lalu.
Selebaran Demo Pati Jilid 2
Viral di media sosial beredar selebaran informasi berisi tentang rencana unjuk rasa jilid II di Kabupaten Pati. Dalam selebaran tersebut bertuliskan tentang seruan "Jangan Lupa Bawa Pelindung Diri". Namun, Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Supriyono (Botok) menegaskan selebaran tersebut bukan dari masyarakat yang tergabung dalam aliansi masyarakat Pati bersatu.
Bupati Sudewo Ogah Mundur
Bupati Pati Sudewo ngotot ogah mundur meski didemo warganya sendiri pada Rabu (13/8/2025) kemarin. Kebijakan penyesuaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang mengakibatkan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen menjadi salah satu pemicu demonstrasi.
Meski sudah meminta maaf dan membatalkan kenaikan tarif PBB, warga tetap melaksanakan demo dan menuntut Sudewo untuk mundur dari jabatannya. Di tengah gelombang unjuk rasa yang mengakibatkan 34 orang dari massa dan polisi jadi korban luka serta 11 orang ditangkap Polda Jateng, Sudewo nyatanya tetap ngotot ogah mundur.
Gubernur Jateng Minta Warga Pati Bersabar
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menyebut, paling cepat 60 hari nantinya akan diketahui terhadap nasib Sudewo sebagai Bupati Pati. Pihaknya menghargai prosedur hukum yang ditempuh melalui kesepakatan hak angket DPRD Kabupaten Pati dan pembentukan pansus pemakzulan Bupati Pati Sudewo pada Kamis (14/8/2025).
Profil Bupati Sudewo
Sudewo lahir di Pati, Jawa Tengah, pada 11 Oktober 1968. Suami Atik Kusdarwati itu meraih gelar Sarjana di Universitas Sebelas Maret (UNS) pada 1993. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang S-2 Teknik Pembangunan di Universitas Diponegoro (UNDIP). Setelah lulus kuliah, Sudewo memulai kariernya sebagai karyawan di PT Jaya Construction pada 1993–1994. Ia juga pernah menjadi pegawai honorer di Departemen Pekerjaan Umum Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Bali.