
Proses Bongkar Pasang Ban pada Motor Listrik Lebih Rumit
Perawatan motor listrik ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Terutama saat mengganti atau membongkar ban, banyak pemilik motor listrik merasa kesulitan. Proses ini jauh lebih rumit dibandingkan dengan motor konvensional.
John Sebastian, pemilik toko Warung Ban di Depok, menjelaskan kompleksitas dalam mengganti ban motor listrik. “Kelihatannya simpel, tapi ternyata ribet. Kalau motor biasa bongkar ban bisa 15 menit selesai, motor listrik bisa makan waktu sampai sejam, apalagi kalau tipe hub drive,” ujarnya.
Dia menambahkan, banyaknya kabel yang terhubung ke dinamo dan kontroler menjadi faktor utama yang menyulitkan proses bongkar pasang. “Kabelnya banyak, semua harus dicopot dulu sebelum ban bisa dibuka.” Menurut John, motor listrik dengan sistem hub drive memerlukan perhatian ekstra karena mekanik harus membuka bodi motor, melacak posisi kabel satu per satu, dan memasangnya kembali dengan benar. Kesalahan kecil dalam proses ini dapat menyebabkan motor tidak berfungsi dengan baik.
Di sisi lain, untuk motor dengan tipe mid drive, prosesnya relatif lebih mudah karena sistem penggeraknya langsung terhubung ke belt atau rantai, tanpa banyak kabel yang harus dihadapi.
Biaya Servis Motor Listrik Lebih Tinggi
Kesulitan teknis ini berimbas pada biaya servis. John menegaskan, untuk motor listrik, biasanya ada tambahan biaya hingga Rp 50.000, khususnya saat bongkar ban belakang. “Soalnya tenaga dan waktunya lebih banyak. Jadi wajar kalau biayanya beda.”
Selain masalah biaya, tidak semua mekanik mau menangani motor listrik. Risiko salah pasang kabel yang cukup besar menuntut pengalaman dan kehati-hatian ekstra. Beberapa motor listrik asal China bahkan hadir dengan kabel yang tidak memiliki kode warna, yang membuat mekanik semakin kewalahan.
Mekanik Perlu Memahami Desain Roda Belakang Motor Listrik
Robith Wakhyudin, pemilik bengkel LC Ban di Serpong, juga mengungkapkan tantangan serupa. Menurutnya, tidak semua mekanik memahami cara bongkar ban belakang motor listrik, terutama motor tipe hub drive yang desain roda belakangnya berbeda dengan motor konvensional.
“Jadi memang cara bongkarnya berbeda, karena dinamonya terletak di roda itu sendiri. Bisa pakai mesin buka ban biasa, tapi dudukannya yang agak khusus,” ungkap Robith.
Dia menjelaskan bahwa dudukan yang digunakan harus sedikit lebih tinggi agar dinamo dan as roda dapat masuk dengan baik. “Kalau dudukannya pendek, enggak bisa masuk sempurna, ban enggak bisa dibuka.”
Kesimpulan
Dengan berbagai tantangan yang dihadapi dalam perawatan motor listrik, mulai dari proses bongkar pasang ban yang lebih rumit hingga biaya servis yang lebih tinggi, jelas bahwa pemilik motor listrik perlu menyadari pentingnya memilih mekanik yang berpengalaman. Ini tidak hanya untuk memastikan bahwa motor berfungsi dengan baik, tetapi juga untuk meminimalkan risiko kerusakan lebih lanjut di masa depan.