
Peristiwa Pengeroyokan Calo Tiket di Terminal Bungurasih
Sebuah kejadian tidak terduga terjadi di Terminal Bungurasih, Sidoarjo, yang menimpa seorang calo tiket. Peristiwa tersebut viral di media sosial setelah terekam oleh kamera warga dan menarik perhatian banyak orang. Dalam video yang beredar, terlihat seorang pria yang bertindak sebagai calo tiket sedang dihajar oleh sekelompok penumpang di dekat pintu keluar bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP).
Kasus ini dikonfirmasi oleh Kanit Reskrim Polsek Waru, AKP Adik Agus Putrawan. Ia menyebutkan bahwa korban dari pengeroyokan adalah Rudi, yang akrab disapa Kentir. Menurut informasi yang diperoleh, keributan terjadi setelah seorang penumpang asal luar kota ingin pergi ke Banyuwangi. Penumpang tersebut tiba di Terminal Purabaya sekitar pukul 03.00 WIB dan langsung ditawari tiket oleh Rudi dengan harga Rp 125 ribu.
Namun, meskipun sudah membayar, penumpang tersebut tidak kunjung diberangkatkan hingga pukul 05.00 WIB. Saat diminta uangnya dikembalikan, Rudi hanya mengembalikan sebesar Rp 100 ribu. Hal ini membuat penumpang merasa ditipu dan langsung menghubungi teman-temannya. Tak lama kemudian, sekitar delapan orang datang dan langsung mengeroyok calo tersebut.
Dalam kejadian itu, Rudi sempat dilempar dengan batu bata ringan hingga mengalami luka di kepala. Menurut AKP Putrawan, barang bukti yang diamankan termasuk batu bata putih yang digunakan saat pengeroyokan. Ia juga menjelaskan bahwa Rudi memiliki reputasi buruk di Terminal Purabaya. Karena sering melakukan kecurangan dalam praktik pencaloan tiket, banyak penumpang merasa dirugikan oleh tindakan Rudi.
"Si calo ini memang terkenal nakal, agak culas," kata AKP Putrawan. Ia menambahkan bahwa bahkan saat penumpang mencoba mencari bus ke arah Banyuwangi, sopir bus AKAS menolak karena sudah tahu kredibilitas Rudi.
Peristiwa ini menjadi peringatan bagi para calo tiket yang sering kali menipu penumpang. Tidak hanya merugikan pengguna jasa, tindakan mereka juga bisa berujung pada konflik yang lebih besar. Masyarakat diharapkan tetap waspada dan memilih layanan transportasi yang resmi untuk menghindari risiko penipuan.
Selain itu, kasus ini juga menunjukkan pentingnya pengawasan dan pengendalian terhadap aktivitas calo di terminal-terminal besar. Dengan adanya kesadaran masyarakat dan tindakan dari pihak berwajib, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalisir.