Ethereum Anjlok, Trader Top Tumbang, ETF Ditinggalkan, Ini Penyebabnya

Featured Image

Perjalanan Kehancuran Seorang Trader Legendaris Ethereum

Pasar kripto kembali menunjukkan sifatnya yang tidak terduga dan penuh tantangan. Salah satu trader legendaris Ethereum, yang dulu berhasil mengubah modal awal sebesar Rp 2 miliar menjadi lebih dari USD 43 juta atau sekitar Rp 701,9 miliar, kini harus menghadapi kejatuhan yang sangat dalam. Harga Ethereum mengalami penurunan tajam dalam beberapa hari terakhir, membuat kekayaannya nyaris lenyap.

Trader ini dikenal karena strategi long-nya yang sangat tepat waktu di Ethereum. Pada suatu titik, ia berhasil menutup posisi long sebesar 66.749 ETH senilai USD 303 juta dengan profit USD 6,86 juta (sekitar Rp 111,6 miliar), yang berarti 55 kali lipat dari modal awalnya. Namun, semua keuntungan itu hanya bertahan sejenak.

Setelah harga Ethereum turun sekitar 10 persen dalam seminggu terakhir, trader tersebut kembali membuka posisi long. Sayangnya, langkah ini berujung pada kerugian besar. Koreksi harga menyebabkan leverage-nya terlikuidasi, sehingga ia kehilangan sekitar USD 42 juta atau setara Rp 684,6 miliar. Kini, saldo akun tradingnya tersisa hanya USD 771.000 atau sekitar Rp 12,5 miliar, jauh dari puncak kekayaannya.

Kisah ini menjadi pengingat keras betapa tingginya risiko dalam pasar kripto, terutama jika terlalu agresif memanfaatkan leverage. Dalam waktu dua hari, empat bulan keuntungan sirna, menunjukkan betapa cepatnya pasar bisa berbalik arah.

Analisis Pasar Kripto oleh Para Ahli

Analis dari Fundstrat, Mark Newton, mencoba menenangkan pasar. Dalam laporan terbarunya, ia menilai bahwa penurunan harga Ethereum saat ini masih tergolong sehat. Ia menyebut bahwa konsolidasi harga ETH di kisaran USD 4.075 hingga USD 4.150 masih masuk akal dan sesuai pola teknikal Elliott Wave. Menurut Newton, Ethereum masih memiliki potensi untuk naik menuju all-time high baru di kisaran USD 5.100 atau sekitar Rp 83,1 juta.

Namun, tekanan pasar tidak hanya datang dari sisi teknikal. Beberapa laporan menunjukkan bahwa dana institusional terus mengalir keluar dari ETF kripto, baik Bitcoin maupun Ethereum. Total dana yang ditarik mencapai USD 1,9 miliar atau sekitar Rp 31 triliun dalam empat hari terakhir.

Pada Rabu (20/8) saja, ETF Bitcoin mencatat arus keluar sebesar USD 311 juta. ETF Blackrock (IBIT) menjadi yang paling banyak ditinggalkan investor dengan outflow mencapai USD 220 juta. Ark 21Shares juga mencatat outflow USD 75 juta, disusul Grayscale dan Fidelity. Satu-satunya ETF yang masih mencatat arus masuk adalah Bitwise BITB, dengan nilai kecil USD 619.000.

Sementara itu, ETF Ethereum juga mengalami kerugian besar, yaitu sebesar USD 240 juta. ETF Blackrock untuk Ethereum bahkan ditinggalkan hingga USD 257 juta, hanya sedikit tertolong oleh inflow dari Grayscale dan Fidelity.

Tanda-tanda Kekhawatiran Investor Institusional

Gelombang penarikan dana besar-besaran ini menunjukkan bahwa investor institusional tengah menghindari risiko akibat ketidakpastian makroekonomi dan sinyal koreksi pasar kripto. Meski sebelumnya aliran dana masuk ke ETF sempat mencetak rekor baru dalam beberapa pekan terakhir, situasi kini mulai berubah.

Meski banyak yang berharap koreksi ini hanya bersifat sementara, kisah sang trader legendaris dan gelombang outflow dari ETF menjadi peringatan penting. Di pasar kripto, kejayaan bisa datang secepat kehancuran—terutama bagi mereka yang terlalu percaya diri saat pasar mulai goyah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال

Bot Trading Spot Binance dan Bitget

Bot perdagangan crypto menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat membantu Anda dalam melakukan perdagangan crypto di Market Spot (Bukan Future) secara otomatis dengan mudah dan efisien serta anti loss. Sistem Aiotrade terintegrasi dengan Exchange terbesar di dunia (Binance dan Bitget) melalui Manajemen API.