
Masalah Sampah Laut di Bali Menjadi Perhatian Kementerian Lingkungan Hidup
Banyak wisatawan yang mengunjungi Pulau Bali mungkin akan terkejut dengan pemandangan yang tidak menyenangkan. Pantai-pantai yang biasanya indah kini terlihat dipenuhi oleh sampah laut. Hal ini menjadi perhatian serius bagi Kementerian Lingkungan Hidup (Kemen-LH) setelah menerima laporan bahwa sampah kembali masuk ke sejumlah pantai di Bali.
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, memberikan informasi tersebut saat memimpin rapat National Plastic Action Partnership (NPAP) di Jakarta pada 21 Agustus. Forum ini berfokus pada upaya penanganan sampah plastik, termasuk yang ada di laut. Ia menyampaikan bahwa informasi tentang sampah laut yang kembali muncul di Bali diterimanya dari sumber yang terpercaya.
Hanif menekankan bahwa pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat memiliki komitmen dalam menangani masalah ini. Dalam waktu dekat, ia juga akan menggelar rapat khusus untuk membahas sampah laut yang mengotori pantai di Bali. Selain itu, pemerintah telah menyiapkan anggaran khusus untuk penanganan masalah ini. "Segera kita tindak lanjuti," ujarnya dengan tegas.
Menurut Hanif, penyebab munculnya sampah laut bisa berasal dari berbagai faktor. Salah satunya adalah tidak beroperasinya tempat pembuangan akhir (TPA) secara optimal di Bali. Misalnya, TPA Sarbagita atau yang dikenal sebagai TPA Suwung hanya menerima sampah residu sejak 1 Agustus lalu. Pada akhir 2025 nanti, TPA ini akan tutup permanen.
Ia memberikan contoh kasus yang terjadi di Sungai Ciliwung. Menurutnya, sungai ini melintasi empat kabupaten dan kota, dengan volume sampah mencapai sekitar 3.000 ton per hari. Namun, TPA yang menampung sampah dari empat kabupaten tersebut tidak berjalan secara optimal dan sesuai aturan. Akibatnya, sampah masuk ke sungai dan akhirnya terbawa ke laut. Kondisi serupa kemungkinan besar juga terjadi di Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Hanif juga menjelaskan tentang keberadaan NPAP. Ia menegaskan bahwa lembaga ini merupakan kolaborasi antara negara dan organisasi lainnya yang fokus pada penanganan sampah plastik. Ia menekankan bahwa penanganan sampah plastik tidak dapat dilakukan oleh satu negara saja, tetapi membutuhkan kerja sama lintas negara.
Saat ini, Indonesia sedang berupaya memperkuat kerjasama kawasan untuk menangani masalah sampah plastik. Dengan kolaborasi yang lebih kuat, diharapkan dapat tercipta solusi yang efektif dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan lingkungan seperti sampah laut.