
Perkenalan dengan Kehidupan dan Dakwah Abuya Al Maliky
Pada acara Multaqo Internasional ke 33 Himpunan Alumni Abuya Al Maliky, yang berlangsung pada hari Kamis 21 Agustus 2025 di Zawiyah Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang, Kabupaten Brebes, Syaikh Soleh Muhammad Basalamah membacakan biografi dari alumni Abuya Prof Dr Syekh As Sayid Muhammad bin Alawy al Maliki Al Hasany. Dalam pidatinya, ia menyampaikan bahwa beliau lahir dan wafat pada usia 63 tahun. Wafatnya terjadi di tengah santri-santrinya dalam ruangan yang penuh kitab-kitab suci, tepat pada bulan Ramadhan.
Salah satu ciri khas dakwah Abuya Al Maliky adalah ta'mirul afkar wal qulub, yaitu memakmurkan pemikiran dan hati. Menurut KH Soleh Basalamah, langkah hidup seseorang sangat bergantung pada apa yang dipikirkan. Jika pikiran kita baik dan positif, maka akan melahirkan perbuatan yang baik juga. Hal ini termasuk dalam upaya memakmurkan generasi anak cucu dengan pemikiran yang positif.
Selain ceramah yang disampaikan di beberapa negara, Abuya Al Maliky juga menulis ratusan kitab. Kitab-kitab tersebut telah diajarkan dan menjadi bagian dari kurikulum pendidikan di berbagai negara, termasuk Afrika Barat. Oleh karena itu, dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa pondok pesantren milik alumni harus menggunakan kitab-kitab karangan Abuya Al Maliky sebagai bahan ajar. Hal ini menjadi ikatan kuat antara guru dan murid.
Dalam memakmurkan pikiran dan hati, Abuya Al Maliky memperkenalkan umat kepada Allah SWT melalui kitab Huwa Alloh dan Qul Hadza Sabili. Selain itu, beliau juga memperkenalkan umat kepada Nabi Muhammad SAW melalui kitab Insan Kamil. Kitab-kitab ini tidak hanya memperkenalkan Nabi, tetapi juga mengajarkan kita untuk lebih memahami diri sendiri. Seperti yang dikatakan Imam Suyuti, “Man arifa nafsahu faqod arafa Rabbahu.” Artinya, siapa yang mengenal dirinya, maka ia telah mengenal Tuannya. Sebenarnya, kita adalah umat Nabi Muhammad, yang memiliki kedudukan mulia.
Dalam kitab Syaroful Umatul Muhamadiyah, Abuya Al Maliky menjelaskan pentingnya pengenalan diri sebagai umat Nabi. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai tokoh anti-terorisme. Hal ini tercantum dalam kitab Al Ghuluw, yang bahkan dihadiahkan kepada pejabat tinggi TNI di Indonesia setelah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kitab tersebut menegaskan bahwa Abuya Al Maliky secara tegas menolak tindakan terorisme.
Dengan tulisan dan karyanya, Abuya Al Maliky memperkenalkan pemikiran yang positif dan menentramkan umat. Melalui kitab-kitabnya, beliau dikenal sebagai imam Ahlusunah Wal Jama’ah. Acara Multaqo Internasional ke 33 ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting seperti Wakil Gubernur Jawa Tengah, KH Taj Yasin Maemum, Wakil Bupati Tegal, Pj Sekda Brebes yang mewakili Bupati, serta beberapa ulama dari luar negeri dan dalam negeri.
Beberapa ulama ternama yang hadir antara lain KH Lutfi Basori, KH Ubaidillah Faqih, dan beberapa kyai dan ulama lainnya. Ketua PCNU Kabupaten Brebes, KH Solahudin Masruri, juga turut hadir dalam acara tersebut. Beliau adalah salah satu alumni Abuya Al Maliky. Dalam acara tersebut, KH Dr Faiz Syukron Ma’mun selaku Katib PBNU bertindak sebagai penceramah.