Kisah Lamisih: Keluar dari Bansos PKH, Kini Sukses Jual Gula Aren

Featured Image

Kehidupan yang Berubah dari Bantuan Sosial ke Mandiri

Lamisih (46), seorang perempuan paruh baya dari Desa Pakel, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, memilih untuk melepaskan bantuan sosial yang diterimanya. Ia mengambil keputusan ini dengan tujuan memberikan kesempatan bagi keluarga lain yang lebih membutuhkan. Dengan langkahnya ini, Lamisih membuktikan bahwa bantuan sosial bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, melainkan jembatan menuju kemandirian.

Delapan tahun lalu, Lamisih dan suaminya memulai usaha kecil-kecilan dengan mengolah nira pohon aren menjadi gula aren. Awalnya, usaha ini berjalan sangat sederhana. Suami menyadap nira, sedangkan Lamisih mengolahnya di dapur rumah. Namun, tantangan besar menghadang mereka. Minimnya promosi, lokasi desa yang jauh dari pusat keramaian, serta kurangnya modal membuat usaha ini sulit berkembang.

Pada akhir 2017, Lamisih dan keluarganya terdaftar sebagai penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH). Melalui pendampingan yang diberikan, ia belajar banyak hal seperti strategi pemasaran, cara mengemas produk agar lebih menarik, hingga menentukan harga jual yang layak. Setelah mendapatkan pelatihan tersebut, pemasaran usahanya mulai lancar, dan Lamisih merasa lebih percaya diri dalam mengembangkan usaha.

Seiring berjalannya waktu, usaha gula aren Lamisih kian berkembang pesat. Produknya kini memiliki pasar tetap dengan harga bervariasi, mulai dari Rp10.000 hingga Rp60.000, tergantung ukuran dan bentuk kemasannya. Kesejahteraan keluarganya meningkat secara signifikan.

Dengan kondisi ekonomi yang membaik, Lamisih memutuskan untuk mengajukan graduasi mandiri atau keluar dari penerima PKH. Keputusan ini tidak hanya didorong oleh peningkatan penghasilan, tetapi juga karena niat mulia untuk memberikan kesempatan kepada keluarga lain yang masih membutuhkan bantuan.

"Kalau usaha sudah berkembang dan penghasilan stabil, rasanya sudah saatnya lepas. Bantuan itu lebih baik diberikan kepada keluarga yang benar-benar masih kesulitan," ujarnya.

Langkah Lamisih sejalan dengan visi Kementerian Sosial yang ingin mendorong keluarga penerima manfaat agar tidak selamanya bergantung pada bantuan, melainkan mampu bangkit dan mandiri. Pendamping PKH di Desa Pakel, Bambang, memberikan dukungan penuh atas keputusan Lamisih. Baginya, Lamisih adalah contoh ideal dari tujuan utama program PKH yakni menciptakan keluarga yang mandiri.

Bambang berharap, ke depan banyak keluarga penerima manfaat (KPM) PKH yang akan mengikuti jejak Lamisih, menjadi keluarga mandiri dan bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.

Kisah Inspiratif Lain dari Yati

Selain Lamisih, ada kisah inspiratif lain dari Yati (60), seorang penjual semanggi di Surabaya. Ia menjadi segelintir pedagang yang memilih tetap berjualan kuliner legendaris khas Surabaya, Semanggi, di tengah gempuran jajanan siap saji.

Yati telah menjajakan semanggi selama lebih dari 20 tahun. Ia mulai berjualan saat anaknya berusia tiga tahun dan kini usia anaknya sudah 25 tahun. Selama puluhan tahun, ia menjual semanggi dengan cara tradisional, yaitu membungkus rebusan daun semanggi, ubi jalar, dan kecambah di atas pincuk daun pisang.

Setiap hari, Yati menghasilkan pendapatan sebesar Rp500 ribu, sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu, pendapatannya mencapai Rp1,5 juta. Usaha ini tidak hanya cukup untuk kebutuhan keluarganya, tetapi juga memberikan kestabilan ekonomi.

Yati berharap usaha yang digeluti keluarganya ini dapat diteruskan oleh generasi berikutnya. Ia menjelaskan bahwa awalnya ia memilih berjualan semanggi atas dasar nasihat sang ibu. "Dodolan semanggi ae, soro nak, tapi anak bojomu mangan, sangu sekolah anak wes cukup. Nurut omongan e wong tuo." (Berjualan semanggi saja, susah, tapi anak suami makan, uang saku anak sekolah sudah cukup. Nurut sama nasihat orang tua).

Usaha semanggi yang dilakukan Yati dan keluarganya kini menjadi bagian dari warisan yang ingin ia berikan kepada cucu-cucunya. Ia berharap, keluarga-keluarga lain juga bisa mengikuti jejaknya, menjaga tradisi, dan memperbaiki kondisi ekonomi melalui usaha kecil-kecilan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال

Bot Trading Spot Binance dan Bitget

Bot perdagangan crypto menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang dapat membantu Anda dalam melakukan perdagangan crypto di Market Spot (Bukan Future) secara otomatis dengan mudah dan efisien serta anti loss. Sistem Aiotrade terintegrasi dengan Exchange terbesar di dunia (Binance dan Bitget) melalui Manajemen API.