
Penjualan Mobil Nasional Terancam Tidak Mencapai Target
Pertumbuhan kredit perbankan yang melambat menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi penjualan mobil nasional. Menurut data yang diungkapkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil domestik berpotensi gagal mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat, yang secara langsung memengaruhi permintaan terhadap kendaraan bermotor.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, menjelaskan bahwa sekitar 60-70% dari total penjualan mobil di Indonesia berasal dari kredit atau leasing. Jika penjualan mobil menurun, maka otomatis kredit yang disalurkan juga akan mengalami penurunan. "Kalau penjualan mobil turun ya otomatis kreditnya tidak tersalurkan," ujarnya.
Sebelumnya, Gaikindo menetapkan target penjualan mobil sebesar 900.000 unit pada tahun 2025. Namun, hingga saat ini, belum ada prediksi pasti mengenai capaian penjualan hingga akhir tahun. Pasar otomotif domestik masih dalam kondisi lesu, sehingga membuat target tersebut menjadi semakin sulit untuk dicapai.
Dari data yang diperoleh, penjualan mobil wholesales pada Januari-Juli 2025 mencapai 435.390 unit, turun 10,1% dibandingkan periode yang sama pada 2024 sebanyak 484.250 unit. Sementara itu, penjualan ritel juga mengalami penurunan sebesar 10,8%, dengan angka sebesar 453.278 unit.
Harapan Gaikindo Melalui Pameran Otomotif
Meski situasi saat ini cukup mengkhawatirkan, Gaikindo masih berharap adanya pemulihan pada penjualan mobil nasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui berbagai pameran otomotif yang digelar di beberapa kota besar. Beberapa acara yang akan datang antara lain:
- GIIAS Surabaya pada 27-31 Agustus 2025
- GIIAS Semarang (24-28 September 2025)
- GIIAS Bandung (1-5 Oktober 2025)
- GIIAS Makassar (5-9 November 2025)
- GJAW 2025 (21-30 November 2025)
Jongkie berharap pameran-pameran ini dapat menjadi stimulus untuk meningkatkan angka penjualan. "Masyarakat daerah di luar Jakarta yang tidak berkesempatan melihat mobil di GIIAS Jakarta, bisa lihat di Semarang, Surabaya, Bandung, Makassar, ya mungkin ada sedikit kenaikan dampaknya," jelasnya.
Proyeksi Pertumbuhan Kredit Perbankan
Selain itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga merilis proyeksi pertumbuhan kredit perbankan pada tahun 2025. Diperkirakan pertumbuhan kredit akan melambat menjadi sebesar 8,99% year-on-year (yoy). Sebelumnya, proyeksi kredit di atas 10% telah direvisi menjadi sekitar 9%.
Menurut Mahendra Siregar, Ketua Dewan Komisioner OJK, perubahan proyeksi ini disebabkan oleh beberapa faktor yang memengaruhi rencana bisnis bank. Hingga Juli 2025, pertumbuhan kredit perbankan baru mencapai 7,03%, sementara pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai 7%. OJK juga memperkirakan pertumbuhan DPK pada 2025 akan mencapai 9,95% yoy.
Dengan situasi ekonomi yang masih dinamis, para pelaku industri otomotif dan lembaga keuangan terus berupaya untuk menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan pasar. Meskipun tantangan tetap ada, harapan untuk pemulihan tetap terbuka melalui berbagai inisiatif dan strategi yang dilakukan.