
Pasar Kripto Mengalami Volatilitas Tinggi Pasca-Pidato Jerome Powell
Pasar kripto global kembali menunjukkan volatilitas yang tajam pada Senin (25/8), setelah pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, di Jackson Hole. Pidato tersebut memberi sinyal bahwa pemangkasan suku bunga kemungkinan besar akan terjadi pada September mendatang, meski The Fed tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan.
Bitcoin sempat melonjak setelah pidato tersebut, namun segera mengalami penurunan drastis. Harga Bitcoin turun hingga menyentuh USD 110.600 atau sekitar Rp 1,8 miliar, jauh dari posisi stabil akhir pekan yang mencapai USD 114.500 atau sekitar Rp 1,86 miliar. Penurunan ini menjadi perhatian bagi para investor dan analis pasar.
Sementara itu, Ethereum menunjukkan performa yang mengesankan. Dalam sepekan terakhir, harga ETH naik lebih dari 13 persen dan sempat mencapai rekor tertinggi sebesar USD 4.957 atau setara dengan Rp 80,7 juta per koin. Lonjakan ini terjadi bersamaan dengan optimisme pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Meski pernyataan Powell secara teori masih cenderung hawkish, nada bicaranya dinilai lebih lunak, terutama ketika ia menyebutkan kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja. "Pasar tenaga kerja yang melemah signifikan menjadi salah satu prasyarat penting sebelum kami mempertimbangkan pemangkasan suku bunga," ujar Powell.
Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga semakin kuat setelah James Bullard, mantan Presiden The Fed St. Louis, menyatakan bahwa pidato Powell sangat mungkin mengindikasikan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September. Bahkan, Bullard menyebutkan bahwa ada ruang hingga 100 basis poin pemotongan suku bunga sampai tahun depan.
Namun, tidak semua pihak sepakat dengan optimisme ini. Jeffrey Schmid, Presiden The Fed Kansas City, menilai inflasi masih terlalu tinggi dan terlalu dini untuk menurunkan suku bunga. Ia memperingatkan bahwa langkah tersebut bisa membangkitkan kembali permintaan dan memicu kenaikan harga.
Beth Hammack, Presiden The Fed Cleveland, juga menyatakan bahwa jika pertemuan FOMC dilakukan hari ini, ia belum melihat urgensi untuk menurunkan suku bunga. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan di antara anggota The Fed.
Di sisi lain, pasar kripto merespons secara dinamis. Bitcoin mengalami penurunan sekitar 2,56 persen atau sekitar USD 10.000 dalam sepekan terakhir. Penurunan ini terjadi di tengah net sell besar-besaran pada ETF Bitcoin spot yang mencapai USD 1,178 miliar. Sebagai perbandingan, ETF Ethereum hanya mencatat outflow USD 241 juta.
Data dari News.Bitcoin menunjukkan bahwa pada Minggu sore waktu Amerika, Bitcoin tiba-tiba longsor ke level USD 110.671. Ini terjadi hanya beberapa jam setelah Ethereum mencetak harga tertinggi baru. Dalam waktu satu jam, pasar kripto secara keseluruhan mengalami penurunan 1,5 persen. Ethereum jatuh 3,15 persen, XRP dan Dogecoin ikut melemah, dengan DOGE mengalami penurunan tertajam sebesar 4,4 persen.
Para analis memperkirakan kondisi ini disebabkan oleh likuidasi besar-besaran di pasar derivatif, yang mencapai USD 611 juta, termasuk USD 445 juta posisi long yang terpaksa ditutup paksa.
Meskipun investor jangka panjang masih tenang, trader harian saat ini menghadapi situasi yang sangat fluktuatif. Pergerakan cepat dan tidak terduga bisa menjadi peluang sekaligus jebakan, tergantung seberapa sigap mereka membaca arah pasar.
Satu indikator penting yang akan memengaruhi pasar minggu ini adalah data inflasi Agustus versi PCE (Personal Consumption Expenditures), yang menjadi ukuran favorit The Fed dalam mengamati inflasi. Bersamaan dengan itu, survei ekspektasi inflasi dari University of Michigan juga akan dirilis Jumat mendatang.
Dua data ini akan menjadi penentu arah pertemuan FOMC September. Jika inflasi kembali menurun, pasar bisa menyambutnya dengan reli lanjutan. Namun jika inflasi membandel, skenario "September slump" bisa benar-benar terjadi.
Untuk saat ini, pasar kripto masih berada dalam wilayah tidak pasti. Ethereum tampil kuat, namun volatilitas tetap tinggi dan keputusan The Fed masih jauh dari pasti. Bagi investor, ini mungkin saat yang bijak untuk tetap waspada dan mempertimbangkan strategi take profit sebelum kondisi berubah terlalu cepat.